paradapos.com - Rafale dan Su-35 adalah dua jet tempur yang menjadi topik hangat di Indonesia.
Pengadaan kedua jet tempur ini, Rafale dan Su-35 diharapkan dapat meningkatkan kekuatan Indonesia secara signifikan.
Karena Indonesia belum punya jet tempur dengan teknologi modern seperti Rafale dan Su-35.
Namun seperti yang sudah kita tahu, Indonesia meninggalkan Su-35 dan memilih Rafale.
Sedikit membahas sejarah, Indonesia sepakat dengan Rusia untuk pengadaan Su-35 ini pada tahun 2017 silam.
Kedua negara sepakat atas penjualan 8 unit jet tempur tersebut.
Namun karena beberapa alasan, Indonesia gagal mendatangkan salah satu jet tempur terkuat buatan Rusia itu.
Salah satu alasan yang diyakini adalah tekanan CAATSA (Countering America's Adversaries Through Sanctions Act).
Sederhananya, CAATSA adalah sebuah sanksi dijatuhkan kepada siapapun yang membeli senjata Rusia, Korea Utara, dan Iran.
“Meski tidak ada informasi lebih rinci, namun kemungkinan besar kegagalan penjualan Su-35 karena perselisihan AS dengan Rusia.
Baca Juga: Meski Terkendala Fiskal, Pengamat Militer Puji Upaya Pemerintah Datangkan 42 Unit Rafale
Pada akhirnya AS mengancam Indonesia dengan sanksi CAATSA”, beber Janes pada 23 Desember 2021.
Pada akhirnya pilihan Indonesia jatuh kepada Rafale besutan pabrikan Daasault Aviation, Prancis.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: zonajakarta.com
Artikel Terkait