JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Twilio (NYSE: TWLO), platform interaksi dengan pelanggan yang menghasilkan pengalaman real-time dan terpersonalisasi untuk brand-brand terkemuka, menghadirkan berbagai solusi untuk membangun strategi pemasaran dengan penekanan pada personalisasi.
Di tengah geliat evolusi teknologi di masa kini, pemanfaatan alat-alat teknologi seperti customer data platforms (CDPs) makin menunjukkan peningkatan. Ini dilakukan sebagai upaya perusahaan dalam terus menjaga daya saing mereka.
Personalisasi dalam menghadirkan layanan menjadi satu strategi yang krusial untuk diterapkan. Namun di sisi lain, ada sejumput kekhawatiran mengenai apakah penerapan strategi personalisasi ini justru akan menghambat kreativitas para pemasar.
Baca Juga: Ajaib Kripto: Bitcoin Melesat ke .000 Menjelang Keputusan ETF Bitcoin Spot
Proses evolusi industri periklanan sendiri mulai terlihat di dekade 2000-an, di mana portalportal daring, seperti AOL dan Yahoo! bermunculan dengan begitu pesatnya serta mendominasi internet kala itu.
Strategi periklanan masih banyak yang berkutat pada hal terkait konten dan konteks saat itu. Konsep industri periklanan yang memanfaatkan data masih berupa janin. Namun, konsep tersebut mendapatkan momentum untuk berkembang tatkala mulai muncul metode periklanan melalui mesin-mesin pencarian.
Google tampil menjadi mesin pencarian paling dominan kala itu, dan menjadi bintang baru yang menjadi motor evolusi di bidang periklanan berbasis data.
Krisis finansial yang melanda dunia di tahun 2008 membawa dampak besar bagi semua lini, termasuk bisnis. Perusahaan-perusahaan banyak memangkas biaya pemasaran. Mereka juga dihadapkan pada keterbatasan sumber daya.
Oleh karenanya, banyak pemasar yang beralih memanfaatkan data dalam strategi iklan mereka. Di saat itu, terlihat mulai gencarnya pemanfaatan Ad Networks dan integrasi strategi pemasaran melalui iklan display yang memperhitungkan perilaku dan demografi konsumen yang menjadi target mereka.
Kemudian muncul strategi periklanan terprogram yang hadir lebih transparan, fleksibel, dengan target berbasis pada audiens. Popularitasnya bahkan menyalip Ad Networks kala itu.
Baca Juga: Pengamat: PLN Sering Byar-Pet, Implementasi Power Wheeling Mendesak Dilakukan
“Seraya kita bersiaga menghadapi resesi ekonomi dunia berikutnya, tampak sebuah tren yang terus berkembang. Adopsi strategi pemasaran berbasis data kini semakin diandalkan oleh bisnis,” ujar Liz Adeniji, APAC Sales Director, Twilio Segment.
Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun berkecimpung di industri Teknologi Pemasaran dan Teknologi Periklanan, Liz menyaksikan secara langsung bagaimana bisnis pemasaran dan periklanan terus bergeser ke arah personalisasi, dan bagaimana personalisasi yang dihadirkan oleh pemasaran berbasis data telah menjadi senjata utama pelaku usaha agar dapat bertahan di tengah persaingan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.suaramerdeka.com
Artikel Terkait