#Pemilu

Indonesia Gelap: Mahasiswa vs Presiden

Nasional

Indonesia Gelap: Mahasiswa vs Presiden

Kamis, 27 Februari 2025 | 01:55 WIB
Prabowo dan Dosa Warisan Jokowi: Mengapa Setia Tak Bertepi?

Nasional

Prabowo dan Dosa Warisan Jokowi: Mengapa Setia Tak Bertepi?

Rabu, 26 Februari 2025 | 14:10 WIB
Prabowo Berpeluang Gandeng AHY Atau Puan di 2029

Nasional

Prabowo Berpeluang Gandeng AHY Atau Puan di 2029

Rabu, 26 Februari 2025 | 09:50 WIB
Laporan Polisi Menanti Yandri Meski Bantah Terlibat Pilbup Serang

Nasional

Laporan Polisi Menanti Yandri Meski Bantah Terlibat Pilbup Serang

Rabu, 26 Februari 2025 | 08:55 WIB
Lokataru Kirim Surat ke Presiden, Desak Pemecatan Mendes Yandri Segera

Nasional

Lokataru Kirim Surat ke Presiden, Desak Pemecatan Mendes Yandri Segera

Rabu, 26 Februari 2025 | 07:40 WIB
JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Nasional

JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Rabu, 26 Februari 2025 | 03:55 WIB
Politikus PDIP Bocorkan Prabowo akan Lakukan Penghematan Proses Demokrasi, Pilkada dan Pilpres Langsung Ditiadakan?

Nasional

Politikus PDIP Bocorkan Prabowo akan Lakukan Penghematan Proses Demokrasi, Pilkada dan Pilpres Langsung Ditiadakan?

Rabu, 26 Februari 2025 | 02:55 WIB
Jokowi Percaya Diri Tak Diadili

Nasional

Jokowi Percaya Diri Tak Diadili

Rabu, 26 Februari 2025 | 01:05 WIB
Momen Jokowi dan Gibran Akui Ogah Ikut Pemilu Viral Lagi, Publik Nyinyir: Jago Berbohong!

Nasional

Momen Jokowi dan Gibran Akui Ogah Ikut Pemilu Viral Lagi, Publik Nyinyir: Jago Berbohong!

Selasa, 25 Februari 2025 | 15:55 WIB
Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?

Nasional

Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?

Selasa, 25 Februari 2025 | 14:30 WIB
Pandangan Rocky Gerung Soal Konflik Megawati vs Jokowi

Politik

Pandangan Rocky Gerung Soal Konflik Megawati vs Jokowi

Selasa, 25 Februari 2025 | 14:20 WIB
KISAH Dosen UGM Penyokong Demonstrasi Indonesia Gelap

Politik

KISAH Dosen UGM Penyokong Demonstrasi Indonesia Gelap

Selasa, 25 Februari 2025 | 09:55 WIB
Menarik! Terpilih Kembali Jadi Ketum Demokrat, AHY Ambil Peluang Jadi Cawapres Prabowo 2029?

Politik

Menarik! Terpilih Kembali Jadi Ketum Demokrat, AHY Ambil Peluang Jadi Cawapres Prabowo 2029?

Selasa, 25 Februari 2025 | 07:10 WIB
Viral Peraih Skor SKD Tertinggi Gagal Jadi PNS Gegara Tinggi Kurang 0,5 cm, Netizen Bandingkan dengan Gibran: Umur Kurang 3 Tahun jadi Wapres

Nasional

Viral Peraih Skor SKD Tertinggi Gagal Jadi PNS Gegara Tinggi Kurang 0,5 cm, Netizen Bandingkan dengan Gibran: Umur Kurang 3 Tahun jadi Wapres

Senin, 24 Februari 2025 | 14:01 WIB
Indonesia Gelap; Ketika Politik, Hukum, Sosial, Ekonomi, dan Kedaulatan Negara Terus Diobrak-abrik

Nasional

Indonesia Gelap; Ketika Politik, Hukum, Sosial, Ekonomi, dan Kedaulatan Negara Terus Diobrak-abrik

Senin, 24 Februari 2025 | 06:46 WIB
Anies Baswedan, Rocky Gerung, Sukidi dan Eep Dalam Satu Meja, Publik: Daging Semua, Pemerintah Omon-Omon Mana Ngerti!

Politik

Anies Baswedan, Rocky Gerung, Sukidi dan Eep Dalam Satu Meja, Publik: Daging Semua, Pemerintah Omon-Omon Mana Ngerti!

Senin, 24 Februari 2025 | 05:55 WIB
Anies Ketemu Rocky Gerung Bahas Pendidikan, Warganet: Pemerintah Omon-omon Mana Ngerti

Nasional

Anies Ketemu Rocky Gerung Bahas Pendidikan, Warganet: Pemerintah Omon-omon Mana Ngerti

Senin, 24 Februari 2025 | 01:40 WIB
Dukungan untuk AHY Mengalir Deras

Politik

Dukungan untuk AHY Mengalir Deras

Senin, 24 Februari 2025 | 00:35 WIB
Latar Belakang dan Jejak Karier 3 Calon Bos Danantara, Ada Keponakan Luhut

Nasional

Latar Belakang dan Jejak Karier 3 Calon Bos Danantara, Ada Keponakan Luhut

Senin, 24 Februari 2025 | 00:11 WIB
Dari #KaburAjaDulu hingga #IndonesiaGelap: Belajar dari Bangladesh

Nasional

Dari #KaburAjaDulu hingga #IndonesiaGelap: Belajar dari Bangladesh

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:35 WIB
Beredar Video Hasto Buka Kartu, Sebut Presiden Jokowi Dalangi Revisi UU KPK

Nasional

Beredar Video Hasto Buka Kartu, Sebut Presiden Jokowi Dalangi Revisi UU KPK

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:55 WIB
Hasto sebut Jokowi Pelopor Revisi UU KPK untuk Selamatkan Gibran dan Bobby Nasution

Nasional

Hasto sebut Jokowi Pelopor Revisi UU KPK untuk Selamatkan Gibran dan Bobby Nasution

Sabtu, 22 Februari 2025 | 09:10 WIB
Bupati Grobogan Setyo Hadi Tetap Berangkat Retret meski Megawati Instruksikan Penundaan

Nasional

Bupati Grobogan Setyo Hadi Tetap Berangkat Retret meski Megawati Instruksikan Penundaan

Sabtu, 22 Februari 2025 | 02:55 WIB
Silaturahmi Bersama Habib Rizieq Shihab: Masalah Parsial dan Struktural Umat Wajib Menjadi Perhatian

Nasional

Silaturahmi Bersama Habib Rizieq Shihab: Masalah Parsial dan Struktural Umat Wajib Menjadi Perhatian

Sabtu, 22 Februari 2025 | 00:00 WIB
Syahganda: Bu Mega Harus Lebih Bijaksana Dalam Berpolitik

Politik

Syahganda: Bu Mega Harus Lebih Bijaksana Dalam Berpolitik

Jumat, 21 Februari 2025 | 15:50 WIB
Lainnya

Terpopuler

1

Ahli Hukum Tata Negara: Wapres Gibran Bisa Dimakzulkan Asalkan Partai-Partai di DPR Kompak!
2

Ungkap Gelar Jokowi Berubah-Ubah, Profesor LIPI: Saya Terkaget-Kaget dan Bengong!
3

Aksi Bela Palestina, Massa Bakar hingga Injak Bendera Israel di Depan Kedubes AS
4

Tanggapi Desakan Jenderal Fachrul Razi dkk Copot Wapres, PSI Bela Gibran: Ini Mandat Rakyat!
5

Viral Parkir Inap di Bandara Soetta Tembus Rp 1,4 jutaan, Ini Kata Netizen
6

Prabowo Harus Pilih Masa Depan Bersama Megawati, Bukan Jokowi
7

Try Sutrisno Sayangkan Sikap Jokowi Paksakan Gibran Jadi Wapres
8

Kajian Politik Merah Putih: Prabowo Lebih Takut ke Jokowi Daripada Jalankan Sapta Marga TNI!
9

Pangeran Harry Terima Ancaman Pembunuhan dari Al-Qaeda Usai Perlindungan Dicabut
10

PSI Tolak Tuntutan Ganti Wakil Presiden, Sebut Ancaman terhadap Demokrasi
11

Foto Ijazah dengan Mengenakan Kacamata, Lazimkah?
12

Jokowi Dikunjungi Peserta Sespimmen Polri di Solo, Pengamat Singgung Matahari Kembar
13

Kantor Pajak Padang Terbakar
14

Di Forum Purn TNI, Jend Purn Tyasno Sudarto: Pemimpin Sekarang Kimunajat, Revolusi Adalah Jawaban!
15

Bersaing dengan YouTube, Tubidy Tawarkan Fitur Simpel dan Efisien