PARADAPOS.COM - Isu matahari kembar di pemerintahan Prabowo-Gibran makin hangat dibicarakan di laman X atau media sosial usai menteri Prabowo dan Sespimmen Polri sowan ke Jokowi beberapa hari ini.
Diketahui, peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri menemui Jokowi di rumahnya di Kota Solo, Kamis (17/4/2025) dalam rangka meminta arahan.
Beberapa hari sebelumnya, menteri-menteri Prabowo-Gibran yang menemui Jokowi di Solo pada pekan lalu atau Jumat (11/4/2025) atau saat Lebaran ini.
Menteri itu antara lain Menko Perekonomian Zulkifli Hasan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, menemui Jokowi di Solo, Jawa Tengah, saat momen Lebaran lalu.
Sementara Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono serta Menkes Budi Gunadi Sadikin juga hadir pada pertemuan tersebut.
Momen Sespimmen Polri dan menteri-menteri ini sowan ke Solo menjadi topik bahasan di laman X.
“Pantesan saja Presiden @prabowo tidak berani mengganti Kapolri. Buktinya para Sespimen Polri sowan minta arahan ke Mulyono, bukan ke Presiden Prabowo. Presiden lemah!,” kata akun @bachrum_achmadi, Minggu (20/4/2025).
Pantesan sj Presiden @prabowo tdk berani mengganti Kapolri.
— SiraitBatakDusun™️ (@bachrum_achmadi) April 19, 2025
Buktinya para Sespimen Polri sowan minta arahan ke Mulyono, bkn ke Presiden Prabowo.
Presiden lemah! 🤣🤣🤣https://t.co/YCkgEl7iCZ
Sementara itu, Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menanggapi perihal banyak menteri Kabinet Merah Putih yang sowan ke rumah Jokowi di Solo.
Ditemui wartawan usai pembukaan Sidang Paripurna ke-17 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2025), Muzani menyebut bahwa Presiden Prabowo merasa tidak terganggu dengan adanya menteri-menteri pada era Jokowi yang bersilaturahmi ke Jokowi.
"Dan Presiden Prabowo menghargai itu sebagai sebuah tata krama dan tradisi berlebaran untuk bersilaturahmi kepada orang yang dituakan atau orang yang dihormati karena itu bagian dari tata krama lebaran," kata Ketua MPR RI ini.
Ia juga menegaskan menteri -menteri Kabinet Merah Putih saat ini dalam kondisi solid.
"Saya belum dengar isu reshuffle. Saya kira para menteri yang sekarang memiliki komitmen terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo cukup tangguh, cukup kuat, cukup solid," tegas Muzani.
***
Bukan Prabowo, Joko Widodo Berikan 'Arahan Penting' Kepada Peserta Sespimmen Polri
DEOMCRAZY.ID - Joko Widodo memberikan sejumlah arahan penting kepada peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-65 saat menerima mereka di kediamannya, Solo, Jawa Tengah.
Pertemuan yang berlangsung pada Kamis (17/4/2025) di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, ini menjadi momen silaturahmi antara para perwira muda Polri dengan Jokowi, sekaligus ajang diskusi terkait kepemimpinan di masa depan.
Salah satu yang hadir dalam rombongan adalah Ajudan Presiden, Kompol Syarif Fitriansyah, yang juga tengah menempuh pendidikan Sespimmen.
Arahan Jokowi: Polri dan TNI Harus Semakin Bersinergi
Menurut Patun Pokjar II Serdik Sespimmen Dikreg ke-65, Kombes Denny, mantan Presiden ke-7 Jokowi memberikan penekanan khusus soal pentingnya sinergitas antara Polri dan TNI dalam menjaga stabilitas nasional.
"Intinya beliau (berpesan) untuk menjadi anggota Polri dan TNI yang lebih baik ke depan," ujar Kombes Denny, Sabtu (19/4/2025).
"Dan bisa dicintai oleh masyarakat dan menjadi panutan untuk masyarakat," lanjutnya.
Arahan ini menjadi penting, mengingat perwira Sespimmen merupakan calon pemimpin strategis di lingkungan kepolisian yang diharapkan memiliki integritas dan kemampuan manajerial mumpuni.
Jokowi juga menyinggung tantangan besar yang akan dihadapi institusi kepolisian di masa depan.
Di era digital, kehadiran teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan robotika menuntut aparat penegak hukum untuk terus beradaptasi.
"Perkembangan ke depan berkaitan dengan kepemimpinan agar bisa menghadapi tantangan global pada era digital, kecerdasan buatan atau kecerdasan artifisial (AI), serta robotic," kata Kombes Denny.
Jokowi mengingatkan bahwa tantangan masa depan tidak hanya datang dari ancaman konvensional, tetapi juga dari perubahan teknologi yang cepat dan kompleks.
Tujuan Pendidikan Sespimmen
Sebagai informasi, Sespimmen Polri merupakan lembaga pendidikan lanjutan untuk perwira menengah dengan pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) dan Komisaris Polisi (Kompol).
Pendidikan ini bertujuan mencetak pemimpin yang memiliki kemampuan strategis dalam manajemen kepolisian, integritas tinggi, serta wawasan kebangsaan yang kuat.
Jokowi berharap generasi perwira baru ini mampu menjawab tantangan zaman dengan tetap menjunjung tinggi kepercayaan publik, profesionalitas, dan kerja sama lintas sektor, termasuk bersama institusi militer.
***
Ramai-Ramai Para Menteri Prabowo Temui Jokowi di Solo: Silaturahmi atau Isyarat Politik Dua Matahari?
PARADAPOS.COM - Pemilu 2029 masih lama namun hawa persaingan, timses serta konsolidasi sangat terasa .
Kunjungan beruntun sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju ke kediaman Jokowi di Solo selama Lebaran memantik pertanyaan publik.
Di tengah masa transisi kekuasaan, silaturahmi yang disebut ‘biasa’ itu dinilai punya makna politik yang tak bisa diabaikan.
Momentum Lebaran 2025 dimanfaatkan sejumlah menteri kabinet untuk bersilaturahmi ke rumah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, di Surakarta.
Namun, langkah ini bukan sekadar agenda personal.
Dalam dinamika politik pasca-Pilpres dan menjelang pemerintahan baru, pertemuan bertubi-tubi ini justru memantik isu panas: ada apa di balik silaturahmi ini?
Kehadiran mereka, yang diklaim sebagai kunjungan Lebaran, menjadi sorotan.
Di tengah proses transisi menuju pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, muncul kekhawatiran soal potensi "matahari kembar" di tubuh kekuasaan.
PKS Ingatkan: Jangan Ada Dua Pusat Komando
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, menanggapi serius pertemuan intens para menteri dengan Jokowi.
Ia menyebut silaturahmi adalah tradisi baik, namun mengingatkan bahwa pemerintahan sudah dipimpin Prabowo Subianto.
“Silaturahmi itu bagus, tapi jangan sampai menimbulkan persepsi adanya dua matahari dalam satu pemerintahan,” kata Mardani, Jumat (11/4/2025).
Menurutnya, Prabowo telah menunjukkan kapasitas dan arah kepemimpinannya dengan tegas.
Namun tetap, kesan adanya dualisme komando harus dihindari agar tak menciptakan kebingungan dalam birokrasi dan publik.
“Satu matahari saja sudah cukup berat, apalagi dua,” ujarnya tegas.
Parade Menteri: Dari Bahlil hingga Menkes
Kunjungan dimulai sejak Rabu malam, 9 April 2025, ketika Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Kepala BKKBN Wihaji datang ke kediaman Jokowi.
Esok harinya, giliran Menko Perekonomian Zulkifli Hasan yang hadir.
Pada Jumat (11/4), Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono disusul Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin datang membawa keluarga masing-masing.
Para menteri itu kompak menyebut agenda mereka hanya untuk "silaturahmi Lebaran" dan menjalin hubungan baik dengan Jokowi, yang disebut sebagian dari mereka masih dianggap “bos”.
“Silaturahmi sama bekas bos saya, sekarang masih bos saya,” ujar Trenggono, tersenyum.
Publik Bertanya: Apa Makna Silaturahmi Ini?
Meski narasi yang dibangun adalah hubungan personal dan Lebaran, publik tak menelan mentah-mentah penjelasan itu.
Waktu dan pola kunjungan yang beruntun justru memperkuat spekulasi: apakah ini hanya silaturahmi atau sinyal arah kekuasaan baru yang tidak tunggal?
Dalam situasi transisi, setiap gestur politik dibaca dalam banyak lapisan.
Di satu sisi, silaturahmi bisa dimaknai sebagai penghormatan kepada pemimpin sebelumnya.
Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa kekuasaan Jokowi masih memengaruhi arah kebijakan dan komposisi kabinet di masa depan.
Loyalitas Politik Harus Jelas
Mardani Ali Sera menyampaikan satu pesan utama: loyalitas birokrat dan menteri harus tunggal.
Ia berharap semua elemen kabinet tetap memegang komando dari presiden terpilih yang sah—bukan terpecah antara dua figur.
“Pak Prabowo adalah presiden kita. Pemerintahan ke depan harus berjalan di bawah satu arah, bukan dua poros kekuasaan,” ujarnya.
Di tengah suasana Lebaran yang hangat, silaturahmi bisa jadi terasa wajar. Tapi dalam politik, tak ada yang benar-benar tanpa makna.
Ramai-ramai menteri menemui Jokowi di masa transisi bisa dilihat sebagai manuver simbolik, penguatan relasi, atau bahkan penegasan pengaruh.
Namun satu hal pasti: Indonesia hanya butuh satu matahari untuk memimpin, bukan dua. Pemerintahan Prabowo perlu didukung penuh, tanpa bayang-bayang kekuasaan ganda.
Sumber: PojokSatu
Artikel Terkait
Jokowi Beri Arahan ke Peserta Sespimmen Polri Perkuat Dugaan Parcok
Jokowi Beri Arahan ke Peserta Sespimmen Polri Dinilai Berisiko Konflik Kekuasaan
Presiden Prabowo Diminta Memilih Megawati: Tak Usah Lagi Menanggung Beban Politik Jokowi!
Wasiat Mantan Wapres Try Sutrisno Untuk Presiden Prabowo Subianto