PARADAPOS.COM - Pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal etika berbicara mendapat apresiasi dari publik. Perkataannya dinilai sesuai perilakunya selama ini.
“Kata Pak SBY, mantan pemimpin negara perlu hemat bicara sebagai bagian dari etika,” kata Pegiat Media Sosial Eko Kuntadhi, dikutip dari unggahannya di X, Selasa (15/4/2025).
Eko menyebut sejumlah mantan pemimpin negara yang masih hidup hingga hari ini hemat bicara. Seperti SBY dan Megawati Soekarnoputri.
Selain dua orang tersebut, Presiden ke-7 Jokowi merupakan mantan pemimpin yang masih hidup. Namun tak disebut Eko.
“Iya, sih. Ada beberapa mantan Presiden kita yang masih ada. Bu Mega dan pak SBY relatif jarang ngomong. Tampil ke publik paling sesekali,” ujarnya.
“Mungkin karena mereka menjaga etika,” tambahnya.
👇👇
Kata Pak SBY, mantan pemimpin negara perlu hemat bicara sebagai bagian dari etika.
— Eko Kuntadhi (@ekokuntadhi1) April 14, 2025
Iya, sih. Ada beberapa mantan Presiden kita yang masih ada. Bu Mega dan pak SBY relatif jarang ngomong. Tampil ke publik paling sesekali.
Mungkin karena mrka menjaga etika.
Sebelumnya, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku irit dan berhati-hati dalam berbicara.
SBY mengatakan dia harus berhati-hati dalam bicara mengenai hal apapun karena pernah memimpin Indonesia.
Hal itu disampaikan SBY saat menjadi pembicara di Panel Discussion yang diselenggarakan The Yudhoyono Institute, Minggu (13/4).
SBY awalnya bercerita terganggu dengan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kenaikan tarif pajak Indonesia senilai 32 persen.
Keinginan SBY untuk melukis menjadi terganggu karena kabar mengenai kebijakan Trump itu. Di saat ini lah SBY menceritakan momen dia mengatakan hati-hati dalam bicara.
"Di tengah malam saya memanggil staf saya, coba saya ingin menulis sesuatu. Tidak akan saya lepas dalam bentuk tweet, karena saya tahu sebagai seorang yang pernah memimpin negeri ini, saya harus hemat bicara dan berhati-hati dalam bicara," ujar SBY dalam momen itu.
SBY mengatakan sebagai seseorang yang pernah menduduki jabatan Presiden RI setiap perkataannya kepada publik harus benar. Menurutnya, itu adalah etika seorang pemimpin.
"Saya akan memastikan setiap yang saya sampaikan politik correct dan itu bagi saya etika," katanya.
"Di tulislah tujuh butir bagaimana sebaiknya Indonesia menyikapi yang baru saja disampaikan oleh Presiden Donald Trump," imbuhnya.
Setelah SBY mengatakan itu, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) buka suara terkait maksud dari pernyataan SBY.
Menurut AHY, hal seperti irit bicara itu dilakukan lantaran SBY menghormati Presiden Prabowo Subianto.
"Yang dimaksud SBY lebih hemat berbicara apalagi menyampaikan statement secara publik. Kenapa? Karena dia sangat menghormati Bapak Presiden Prabowo Subianto," kata AHY usai acara Panel Discussion.
AHY mengatakan, SBY mengetahui persis bagaimana rasanya mengemban tugas menjadi Presiden Indonesia.
AHY bilang tugas tersebut tidak mudah, karena Indonesia memiliki luasan wilayah yang besar. Terlebih lagi adanya tantangan global yang saat ini terjadi.
"Beliau tau persis bahwa tidak mudah memimpin negeri sebesar Indonesia di tengah-tengah badai dan tantangan global yang juga menuntut kebijaksanaan, termasuk juga langkah-langkah kepemimpinan yang strategis dan juga berdampak positif langsung kepada masyarakat kita," katanya.
AHY juga mengatakan irit bicaranya SBY tersebut tak lain tidak ingin pendapatnya disalahartikan.
Sehingga AHY bilang, selama ini SBY lebih sering memberikan masukan-masukan langsung kepada pemerintah.
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Pak Jokowi, Apa Susahnya Tunjukkan Ijazah?
Tak Mau Buru-buru, Kongres PDIP Tunggu Hari Baik
Alumni UGM Malu Berat Citra Kampus Rusak Gegara Ulah Jokowi
Operasi Senyap Diduga Sudah Dilakukan, Iman Politik Aktivis 98 Dipertanyakan