PARADAPOS.COM - Sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju disebut-sebut telah diwanti-wanti oleh Presiden Prabowo Subianto agar bisa memperbaiki cara berkomunikasi kepada publik.
Pesan itu disampaikan oleh Prabowo di sela-sela rapat terbatas yang dihadiri sejumlah menteri di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin (25/3/2025) kemarin.
Usai menghadiri rapat terbatas, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan pesan yang disampaikan Prabowo saat ditemui awak media.
“Pemerintah tidak antikritik, tetapi bahwa narasi kan juga harus dibangun dengan narasi yang baik. Jangan sampai opini, orang itu berasumsi.
Asumsi orang itu tidak bisa kami kontrol. Jangan sampai dia dapat berita sepenggal, kemudian berasumsi negatif, kan enggak bagus,” kata Sudaryono menjawab pertanyaan wartawan.
Lebih lanjut, Sudaryono menambahkan ada banyak prestasi yang berhasil dicapai pemerintah dalam 5 bulan terakhir, misalnya dari sektor pertanian, ketersediaan pupuk untuk petani, surplus beras, dan harga gabah yang berkeadilan untuk petani.
“Sementara negara lain, Filipina, Malaysia, Jepang itu sekarang lagi krisis beras. Kita juga mengalami El Nino dan La Nina yang sama, tetapi kita sekarang di posisi yang lebih aman, jauh lebih aman dibandingkan dengan mereka. Itu kan satu hal yang positif, yang secara komunikasi harus disampaikan,” kata Wamentan Sudaryono.
Dia pun menyebut dirinya rutin turun langsung ke masyarakat untuk mendengar langsung kebutuhan rakyat, terutama para petani.
Sudaryono menyebut dalam beberapa hari terakhir, dia berkeliling ke daerah-daerah di Sumatera Utara dan Yogyakarta, tepatnya di Kulon Progo dan Bantul, kemudian ke Palembang di Sumatera Selatan.
Dari beberapa kunjungan kerjanya itu, Sudaryono mengaku mendapat respons positif dari para petani yang merasa terbantu karena stok pupuk cukup, dan harga gabah sesuai standar.
“Mereka semua happy kan, saya harus sampaikan bahwa itu betul dan nyata,” kata Sudaryono.
“Tugas saya adalah bagaimana asumsi yang baik di masyarakat bawah ini, bagaimana bisa menular sebanyak mungkin.
Nah itu kan sisi komunikasinya yang memang dari sisi kami, saya khususnya, yang mengampu urusan pertanian, kami perbaiki,” ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, saat ditanya mengenai komentar pejabat publik yang kerap kontraproduktif, Sudaryono mengakui memang perbaikan-perbaikan dalam cara berkomunikasi itu perlu terus dilakukan.
“Kami perbaiki saja. Jadi, kalau saya, dari porsi saya, anda bisa lihat dari sosial media saya, kami tone-nya positif.
Karena memang, kalau ada yang baik, kami sampaikan baiknya. Kalau yang enggak baik, kami perbaiki,” kata Sudaryono.
Terakhir, Sudaryono yakin pemerintah tidak boleh lelah untuk terus menyebarkan narasi-narasi yang positif mengenai pencapaian-pencapaian kerjanya.
Jika pun ada tuduhan-tuduhan, asumsi yang keliru, dan kritik dari masyarakat, pemerintah juga harus terbuka untuk menjawab dan meluruskan narasi-narasi yang keliru itu.
“Kami sebagai pemerintah tidak boleh lelah menjawab semua tuduhan, menjawab semua kritik, menjawab semua sesuatu yang barangkali kadang-kadang tidak benar.
Harus kita luruskan, karena jangan sampai kebohongan, atau berita yang enggak bener, tetapi berulang-ulang (disebarkan) itu bisa dianggap sebagai sebuah kebenaran,” ujar Wamentan Sudaryono.
Presiden Prabowo Subianto, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, memimpin rapat terbatas membahas Agrinas bersama sejumlah menteri, di antaranya Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Investasi/CEO Danantara Rosan P Roeslani, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan ada pula Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Dalam rapat yang sama, ada pula Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI Novy Helmy Prasetya.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Jangan Mau Dikelabui Demo Mahasiswa Yang Digerakkan Asing: Mengenal 5 Sosok Asing di Jajaran Danantara
Banyak Kursi Kosong! Rapat Paripurna Penutupan Masa Sidang Cuma Dihadiri 248 dari 580 Anggota DPR RI, Pada Kemana?
Komisi III DPR Desak Penegak Hukum Tetapkan Tersangka Pembunuh 3 Polisi di Lampung
Sikap Ubedillah Badrun soal UU TNI Justru Anti Demokrasi