Kenapa Kita Perlu Menolak RUU TNI? Simak Penjelasan Ini!

- Senin, 17 Maret 2025 | 06:40 WIB
Kenapa Kita Perlu Menolak RUU TNI? Simak Penjelasan Ini!


Kenapa kita perlu menolak RUU TNI? Mari saya jabarkan....


Oleh: Dimas Budi Prasetyo




Saya beri tahu, jika RUU TNI ini berhasil goal, percayalah negara kita bakal makin kacau. 


Kita bakal balik lagi ke “setelan” orde baru, yang mana membuat usaha kita, usaha banyak orang untuk menjadikan Indonesia negara demokrasi itu kayak sia-sia.


Kenapa kita perlu menolak RUU TNI? Mari saya jabarkan. Di negara demokrasi, dwifungsi ABRI atau TNI itu berbahaya.


Kenapa? Prinsip dasar militer dan demokrasi itu bertolak belakang, jauh berbeda.


Militer itu wajib nurut maunya atasan, apapun yang terjadi. Represif. Sedangkan demokrasi, itu nurut maunya rakyat. 


Demokratis, freedom, punya kebebasan berpendapat. Itulah kenapa, konsep ini nggak bisa jalan bareng.


Kayak gini contohnya, ada orang sipil mimpin perang atau personel aktif TNI jadi menteri, misalnya. Itu nggak bisa, karena beda karakter, beda dunia, beda cara.


Ini bukan berarti militer buruk. Militer itu baik, selama peruntukannya tepat. Misalnya waktu perang, dipimpin orang dengan background sipil, nggak tegas. 


Kemudian pakai prinsip demokrasi dan nggak nurut atasan, ya keburu di dor musuh sampeyan.


Kemudian ada lagi, misal lagi baris berbaris. Komandan nyuruh posisi siap, kemudian barisan nyeletuk, “Lebih enak istirahat di tempat gasi?”


Yo ditempeleng sepatu ndasmu. Tegas dan nurut atasan itu wajib di militer, makanya karakter ini cocoknya ya di tempat tertentu.


Nah, karakter begitu nggak bisa diterapin buat ngelola negara demokrasi. 


Misalnya ada menteri punya kebijakan begini, terus rakyat nggak setuju? Masa harus ditempeleng rakyatnya?


Please, Manteman. Kita harus lawan ini! Ini bahaya sekali bagi kehidupan demokrasi negara ini. 


Makanya mereka bikin rapat diem-diem di hotel, rakyat nggak boleh tahu. Meskipun akhirnya kegrebek juga.


Tapi, Mas, bukankah China dan Vietnam pakai metode militer kemudian negaranya makin gede dan bagus? Oke, saya tanya balik.


Karakter masyarakat kita lebih dekat atau mirip mana? China atau Vietnam yang pekerja keras dan pinter itu, atau kayak orang Somalia atau Zimbabwe yang anu begitu?


Kalian mau Indonesia berakhir kayak Korea Utara, Somalia, Zimbabwe?


Kita harus berisik sekali soal ini. Sungguh, sekali lagi ini bahaya. Saya nggak peduli kalian warga RT 58 sekalipun, please kalau kalian masih waras, kita harus ramai-ramai tolak RUU TNI ini.


Bayangin kalau RUU TNI ini sah. Belum sah saja, ada yang dikritik sedikit saja sudah ngomong,


“Ndasmu!”


***

Komentar