Keras! Pengamat Sindir Letkol Teddy: Tugas Kopassus Itu Buka Tutup Pertempuran, Bukan Pegang Map

- Rabu, 12 Maret 2025 | 05:44 WIB
Keras! Pengamat Sindir Letkol Teddy: Tugas Kopassus Itu Buka Tutup Pertempuran, Bukan Pegang Map




PARADAPOS.COM - Pengamat Militer Selamat Ginting memberikan kritik tajam terhadap kenaikan pangkat Mayor Teddy Indra Wijaya menjadi letnan kolonel (letkol).


Teddy naik pangkat dari mayor menjadi letkol tertuang dalam Surat Perintah Nomor Sprin/674/II/2025 yang dikeluarkan Markas Besar (Mabes) TNI Angkatan Darat (AD).


Dasar keluarnya sprin itu adalah Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/238/II/2025 tanggal 25 Februari 2025 tentang Penetapan Kenaikan Pangkat Reguler Percepatan (KPRP).


Menurut Selamat Ginting, negara Indonesia rugi menugaskan Teddy sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab) karena dia adalah lulusan sekolah militer Amerika Serikat.


Teddy pernah menempuh pendidikan militer di US Army Infantry School di Fort Benning, Amerika Serikat (AS) dan mengambil program Ranger School. 


Ia meraih tab ranger ketika mengikuti pendidikan militer tersebut.  Ini artinya Teddy meraih kualifikasi pasukan elite Angkatan Darat AS (US Army).


Ranger School merupakan program sekolah pasukan paling elite di Angkatan Darat AS untuk menghasilkan lulusan US Army Ranger bagi Resimen Ranger ke-75. 


Pendidikan itu diikuti oleh tentara yang telah terpilih paling fit, baik secara fisik dan mental. 


Teddy juga lulusan terbaik US Army Infantry School di Fort Benning, AS, pada November 2019. 


Teddy meraih predikat International Honor Graduate di antara 185 perwira siswa (171 perwira Amerika dan 14 perwira asing).


Selain itu, dia juga memeroleh Commandant List Award (20% teratas bidang Akademik) dan Gold APFT (Army Physical Fitness Test dengan nilai sempurna 100%).


"Menurut saya, negara ini rugi dalam kasus Teddy. Dia dididik dikirim ke Amerika untuk mengikuti Diklapa 1 sekaligus Ranger seharusnya begitu pulang dia menjadi Komandan Kompi, aplikasikan ilmu Ranger-nya. Kirim dia ke Papua pimpin kompinya untuk menghadapi OPM," ujar Selamat Ginting dikutip dari Youtube Forum Keadilan TV.


Selamat Ginting mengatakan Teddy adalah prajurit Kopassus yang seharusnya bertugas di medan pertempuran bukan malah bertugas membuka tutup pintu dan pegang-pegang map.


"Dia Komando Pasukan Khusus, bukan tugasnya buka tutup pintu seharusnya buka tutup pertempuran bukan buka tutup pintu dan juga bukan pegang-pegang map," tegas Selamat Ginting.


Menurutnya, tentara diciptakan untuk memimpin pertempuran, untuk tugas perang bukan tugas-tugas pegang map atau buka tutup pintu.


Selamat lalu mencontohkan sikap Panglima ABRI Jenderal (Purn) Leonardus Benyamin Moerdani alias Benny Moerdani yang pernah menolak tawaran Presiden Sukarno menjadi Cakrabirawa, pasukan pengawal presiden.


Benny yang merupakan pasukan Kopassus, kata Selamat Ginting, lebih memilih mendapat tugas yang lebih berat dari sekadar mengawal presiden yang hanya terlihat gagah di Istana.


Ada juga Bambang Wijonarko, ajudan Presiden Sukarno yang kata Ginting menolak dinaikkan pangkatnya menjadi brigjen oleh presiden karena belum menempuh pendidikan sesko.


"Ini orang-orang hebat, seharusnya Teddy mengikuti itu, dia belum memenuhi syarat semuanya (untuk naik menjadi letkol)," papar Ginting.


Menurutnya, Teddy adalah lulusan Akmil 2011, untuk jadi letkol butuh waktu 18 tahun dengan catatan sudah lulus pendidikan Diklapa 1, Diklapa 2 hingga Seskoad.


"Kalau belum seskoad, harus menempuh waktu 20 tahun untuk jadi letkol. Dia itu tanpa Diklapa 2. Berarti waktunya mundur lagi. Dalam Peraturan Panglima TNI di tahun 2022, itu lebih panjang lagi. Jadi seharusnya Teddy baru akan menjadi letkol harus 23 tahun lagi. Jadi dia baru tahun 2034 memenuhi syarat menjadi letkol," ujarnya.



Sumber: Suara

Komentar