PARADAPOS.COM - Hasto Kristiyanto menjadi nama besar di tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Pria yang kini terjerat dan ditetapkan menjadi tersangka kasus Harun Masiku oleh Komisi Pemberantasan Korupsi menempati posisi Sekretaris Jenderal di partai berlogo banteng tersebut.
Dikutip dari Majalah Tempo edisi 2 Maret 2025, beberapa narasumber membeberkan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat berkomunikasi secara daring dengan Presiden yang juga Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Dalam pertemuan itu pula, Megawati meminta Prabowo untuk tidak mengkriminalkan Hasto.
Narasumber yang sama menuturkan, Megawati menganggap Hasto sebagai teman yang selalu bersamanya.
Hasto sendiri ditahan oleh KPK pada Kamis, 20 Februari 2025. Sehari setelahnya, Megawati memanggil sejumlah pengurus partai itu secara mendadak ke kediamannya di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Kepada Tempo, tiga pengurus PDIP yang mengetahui isi pertemuan itu bercerita, suasana muram nampak di rumah Megawati kala itu.
Presiden kelima itu beberapa kali mencopot mata dan mengusap air matanya saat membahas Hasto.
Megawati memimpin rapat untuk membahas strategi dan langkah hukum untuk membela tangan kanannya tersebut.
Di sela-sela pertemuan, sempat pula dibahas peluang untuk mencari pengganti Hasto di internal partai.
Sejumlah politikus PDIP yang sempat bertemu Megawati mengungkapkan, putri proklamator Soekarno itu belum bersedia mengganti Hasto dengan sosok lain.
Megawati menyampaikan bahwa situasi belakangan ini membuat ia sulit percaya pada siapa pun.
“Komando dikendalikan langsung oleh Ketua Umum,” ujar Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun dalam konferensi pers di kantor PDIP malam itu.
Kosongnya pos sekretaris jenderal selepas ditahannya Hasto menjadi incaran.
Sejumlah narasumber di PDIP mengatakan ada dua faksi yang ingin mendapatkan kursi tersebut.
Dua faksi itu dipimpin oleh kedua anak Megawati, yaitu Prananda Prabowo dan Puan Maharani.
Sejumlah politikus PDIP bercerita, kubu Puan menilai komunikasi mereka dengan Megawati kerap mandeg karena Hasto.
Hasto juga dinilai kerap mempengaruhi Megawati ketika ingin mengambil kebijakan.
Beberapa di antaranya bahkan menganggap Hasto tidak sekadar sekretaris jenderal, tetapi ketua umum de facto dari partai.
Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto membenarkan anggapan tersebut.
Ia mengaku pernah menyinggung peran Hasto dalam Rapat Kerja Nasional V PDIP di Ancol, Jakarta Utara, akhir Mei 2024.
“Itu saya sampaikan di depan 6.000 kader,” ucapnya pada Tempo.
Utut lalu menunjukkan nomor telepon Hasto di telepon selulernya. Tertulis di sana nama “de facto”.
Sumber: Tempo
Artikel Terkait
BUMN Disebut Hancur Gegara Jokowi dan Erick Thohir: Rakyat Muak Melihat Koruptor di Dalamnya!
FTA Khawatir PIK 2 Jadi Negara Dalam Negara: Luasnya Disebut Melebihi Singapura, Berada Dalam Kawasan Hutan Lindung
10 Tahun jadi Presiden, Amien Rais Sebut Jokowi Lahirkan Rezim Maling: Mumpung Hidup Segera Tangkap!
Siswi SMA Ngeluh Pemerintah Jadi Sumber Masalah, Anies: Kalau Ada Pemilu Lagi, Pilih Yang Benar!