Mayjen Soenarko: PIK Proyek Abal-Abal Pengusaha Hitam, Bukan Untuk Sejahterakan Rakyat!

- Minggu, 09 Februari 2025 | 15:10 WIB
Mayjen Soenarko: PIK Proyek Abal-Abal Pengusaha Hitam, Bukan Untuk Sejahterakan Rakyat!




PARADAPOS.COM - Mantan Danjen Kopassus 2007-2008 Mayjen (Purn) Soenarko menyoroti proyek pembangunan di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK).


Menurut Soenarko PIK bukan merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat, melainkan proyek pengusaha dan kolegatif yang hanya menguntungkan segelintir pihak.


“Itu proyek abal-abal dari pengusaha hitam rakus, bersama pemerintah dan pejabat yang sudah dibeli pengusaha,” kata Soenarko seperti dikutip dari video viral yang ramai dibagikan Minggu 9 Februari 2025.


Soenarko juga menyinggung nama kongkalikong proyek ini, termasuk dugaan melakukan perampasan tanah rakyat dan negara oleh perusahaan milik Aguan dan Anthony Salim yang melibatkan aparat dan pejabat pemerintah dalam proyek tersebut.


“Ada keterlibatan aparat dan pejabat pemerintah dalam proyek ini, yang ia duga telah dibeli oleh pengusaha.”


Soenarko berharap, Presiden Prabowo dapat turun tangan dan bertindak tegas untuk membela kepentingan rakyat.


Menurut Soenarko, kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut larut.


”Kita sudah lihat, Sungai ditutup, jalan dirampas, pantai dan sungai dirampas, selain tanah rakyat,” kata dia.


Soenarko juga mengaku heran, Pemerintah bisa dikendalikan oleh “bajingan” dan para konglomerat hitam.


Soenarko mencontohkan,  saat melakukan peninjauan di beberapa wilayah Desa Kohod, ia dikuntit para preman dan polisi orang orang Aguan.


"Terpaksa kita pindah,” kata Soenarko.


Kemudian dititik baru, ia bersama rombongan kembali diganggu oleh kelompok Preman.


“Memang negara ini punya Aguan. Negara ini punya pemerintahan. Hanya saja dimana tanggung jawab pemerintah resmi.”


Soenarko juga menyayangkan Aguan mengorbankan rakyat dengan menyebut pagar laut dibangun atas swadaya masyarakat.


“Mana mungkin, masyarakat punya uang segitu banyak untuk membangun pagar laut 30 km dengan biaya miliaran. Untuk makan saja susah,” kata dia.


Terahir saya dengar, aparat desa bagi-bagi beras dari Aguan.


“Inilah aparat desa bukan bela rakyatnya, tapi dia bela perampas lahan rakyatnya,”


Miris memang, Pemerintah pusat dan Daerah, mereka diam saja saat masyarakat ditindas.


“Ini bukan sekedar penindasan, tapi penindasan biadab.Bayangkan saja, ada tanah yang belum dibayar diuruk. Ada tanah yang belum dibayar, tapi surat tanahnya sudah diambil.”


Ia bahkan membandingkan situasi ini dengan penjajahan Belanda, di mana rakyat kecil menjadi korban dan kekayaan alam dikuasai oleh segelintir orang.


“Kalau kita belajar, situasi saat ini lebih biadab dari penjajah Belanda dulu. “


Padahal kita punya pemerintahan sendiri. “Apa artinya kita merdeka 17 Agustus 1945 lalu.”


Soenarko Menyakini Presiden Prabowo sudah cukup lama mendengar kasus ini.


“Kasus-kasus yang menindas rakyat terjadi dimana-mana. Ada di Kalimantan, Karawang, Lampung, Rempang, tapi pelaku sama semuanya pengusaha. Pemerintah jangan diam saja,” kata Soenarko.


Menurut Soenarko dirinya juga pernah menjadi pejabat. 


”Saya tahu tugas, pejabat karena pernah menjabat, Tetapi saya tidak pernah merampas, menginjak-injak hak rakyat, karena seharusnya mereka yang kita bantu.”


Soenarko juga meminta pengusaha bekerja pakai hati.


”Mau kaya, kayalah kau, tapi jangan merampas miskin punya. Orang miskin itu seharusnya kamu tolong.”


Soenarko meminta rakyat melakukan perlawanan. 


“Dari pada mati tersiksa, lebih baik melawan.”


Soenarko juga mengingatkan Aguan bahwa Indonesia adalah negeri bersama.


"Jangan bikin tentara sendiri. Karena saya tahu anda bikin tentara sendiri yaitu preman itu,”


Diluar aparat dan pejabat penghianat, ada tentara liar yakni kelompok preman bikinan Aguan.


“Herannya, pemerintah diam saja.Mudah-mudahan setelah ini, semua mendengar dan bekerja sesuai dengan tugas pokok masing-masing.”


Ia juga meminta agar pemerintah pusat, provinsi, daerah, hingga desa untuk bertindak tegas dan tidak melindungi pengusaha yang melanggar hukum.


"Saya sudah cukup lama mengabdi sebagai tentara. Saya tidak mau melihat negara ini dikuasai oleh pengusaha yang hanya mementingkan diri sendiri," pungkas dia.


Sumber: Sawitku

Komentar