paradapos.com-Cawapres nomor urut 3 Mahfud Md, baru-baru ini mengungkap alasan mengapa dirinya lebih memilih Ganjar daripada Anies.
Sebagai informasi, beberapa waktu lalu Mahfud Md mengaku pernah ditawari menjadi pendamping Anies di Pilpres 2024.
Namun Mahfud Md menolak tawaran tersebut dan lebih memilih menjadi cawapres Ganjar Pranowo.
Baca Juga: Profil dan Biodata Lengkap Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba yang Ditangkap KPK
Saat ditanya alasannya mengapa ia menolak tawaran tersebut, Mahfud Md pun menjawab secara gamblang di depan publik.
Momen itu terjadi saat Menko Polhukam melakukan sesi tanya jawab dalam kuliah umum di Universitas Bung Hatta, Kota Padang, Sumatra Barat pada Senin, 18 Desember 2023.
Awalnya, Mahfud Md menjelaskan alasan dirinya menolak pinangan Anies.
"Betul, saya pernah ditawari untuk menjadi cawapresnya Pak Anies. Tetapi bukan oleh koalisi, oleh PKS. Pada waktu itu PKS menggagasi beberapa orang, lalu datang ke rumah saya, 'Bapak mau nggak kalau kami calonkan sebagai cawapresnya Pak Anies karena kami koalisi?" ungkap Mahfud Md.
Ditawari menjadi cawapres Anies, Mahfud Md menolak tawaran PKS lantaran kondisi koalisi saat itu terancam bubar.
"Saya bilang waktu itu tidak. Kenapa? Karena koalisi Anda saat itu, ketika itu, koalisi Anda itu mau pecah. Itu Partai Demokrat yang dipimpin oleh AHY bilang, kalau tidak mencalonkan AHY, Demokrat akan keluar dari koalisi," jelasnya.
Mahfud Md khawatir jika ia menerima tawaran PKS dan koalisi tersebut bubar, maka koalisi tidak memenuhi syarat pengajuan capres.
Baca Juga: Ada Massa Berbendera Partai Lain Geber-geber Motor di Lokasi Acara PSI, Kaesang Bilang Begini
Selain itu, ia juga tidak ingin pemerintah disalahkan atas bubarnya koalisi, karena dirinya merupakan bagian dari pemerintahan Jokowi.
Artikel asli: kabarfajar.com
Artikel Terkait
Nah Lho! Buzzer Rudi Valinka Stafsus Kemkomdigi Sebar Hoaks Isi UU, Panen Kritikan di Medsos
Retreat Dituding Strategi Politik Terselubung Prabowo Subianto, PARA Syndicate: Nostalgia Era Orde Baru!
Profil Danantara yang Diresmikan Prabowo Besok: Ditolak di Indonesia, Diterima di Negeri Jiran
Larangan Retret Sinyal PDIP Oposisi 100 Persen di Pemerintahan Prabowo Subianto