RadarJombang.id - KPU Kabupaten Jombang menggelar simulasi kedua pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024, Rabu (31/1).
Kegiatan simulasi pungut hitung ke dua itu, bertempat di kantor KPU Jombang dan dihadiri Pj Bupati Jombang Sugiat, stakeholder terkait, dan masyarakat.
Ketua KPU Jombang Abdul Wadud Burhan Abadi mengatakan, kegiatan simulasi pungut hitung suara adalah kegiatan simulasi kedua yang digelar KPU Jombang.
Baca Juga: Waduh, Akun Instagram KPU Jombang Diretas, Unggah Konten Give Away iPhone
”Hari ini simulasi kedua, kalau di simulasi pertama itu, hanya internal, kalau yang kedua ini kita mengundang stakeholder serta masyarakat,” ujar dia.
Tujuan dari simulasi ini adalah sebagai tindak lanjut dari bimbingan teknis (Bimtek) yang dilakukan bersama PPK, PPS, maupun KPPS.
”Selain itu, untuk sosialisasi pada stakeholder, dan alhamdulilah pak Pj Bupati (Sugiat) tadi juga hadir, forkopimda juga, kemudian masyarakat, partai politik,” tambahnya.
Dijelaskan, proses pungut hitung suara pada Pemilu 2024 ini bakal berbeda dengan proses pemilu sebelumnya.
Baca Juga: Diawali Tanam Pohon Serentak, KPU Jombang Lantik 27.006 Anggota KPPS untuk Pemilu 2024
Hal ini dikarenakan KPU berupaya membuat cara atau metode baru, khususnya dalam proses hitung cepat nantinya.
Misalnya, penyederhanaan formulir-formulir, kemudian pengaturan norma-norma yang lain.
"Misalnya, kalau pemilih DPTB, dulu bisa memilih sejak awal TPS dibuka jam 07.00 itu, tapi sekarang mulai jam 11.00 WIB baru bisa menggunakan hak pilihnya. Itu salah satunya,’’ terangnya.
Selain itu, ada juga sistem rekapitulasi (Sirekap) yang akan diterapkan dalam proses rekapitulasi suara.
Baca Juga: Ongkos Petugas Sortir dan Lipat Surat Suara Dibayar KPU Jombang, Segini Besarannya
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarjombang.jawapos.com
Artikel Terkait
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!
Kader Golkar Masih Terkejut Airlangga Mundur, Meutya Hafid: Tak Ada Voting dalam Penentuan Plt Ketum
Ridwan Hisjam: Kalau Takut Dipenjara Jangan Jadi Ketua Umum Golkar
Airlangga Korban Syahwat Kekuasaan Jokowi