paradapos.com - Pernyataan Cawapres Mahfud MD saat menjawab pertanyaan dalam acara Tabrak Prof di Lampung, Kamis, 25 Januari 2024 lalu menjadi sorotan.
Bahkan, pernyataan Mahfud MD soal membiarkan ibu-ibu melahirkan anak-anak yang tidak berakhlak adalah dosa besar dinilai menghina ibu-ibu.
Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Novri Susan ikut angkat bicara soal pernyataan Mahfud MD tersebut.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Ribuan Pelajar SMK Negeri 1 Cibinong Terima KTP Elektronik
Lewat akun TikTok @novrisusan, Novri menyampaikan pandangannya soal pernyataan Mahfud MD tersebut. Bahkan, ia mengaku tak kuat menahan tangis.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Program Studi Sosiolog Indonesia tersebut menilai pernyataan Mahfud MD sangat tidak pantas.
"Ungkapan ini sungguh enggak layak, bagi seorang pendidik, seorang akademisi, dan sebagai orang tua. Semoga Prof Mahfud yang saya hormati bisa mencabut ungkapan yang sangat tidak layak itu," kata Novri lewat unggahannya.
Baca Juga: POCO X6 Pro: Smartphone Unggulan dengan MediaTek Dimensity 8300 UltraFlagship dan Layar AMOLED 120Hz
Dalam keterangan video yang diunggahnya, Novri mengaku selama ini hanya melihat dinamika Pilpres 2024.
Namun, kali ini ia merasa terganggu dengan pernyataan Mahfud MD tersebut.
Novri menyampaikan pernyataan Mahfud MD keluar paska debat cawapres. Novri menilai makna pernyataan itu ditujukkan kepada Iriana Jokowi dan Gibran.
Akan tetapi, Novri menyebut pernyataan tersebut juga menyakiti perasaan seluruh ibu-ibu yang berjuang keras melahirkan dan membesarkan anaknya.
Baca Juga: Breaking News! Manga Haikyuu Akan Kembali Rilis Pada 2024, Padahal Dua Tahun Lalu Tamat?
Dengan menahan tangis, Novri menyampaikan betapa penting dan mulianya perjuangan setiap ibu.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: lenteratimes.com
Artikel Terkait
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!
Kader Golkar Masih Terkejut Airlangga Mundur, Meutya Hafid: Tak Ada Voting dalam Penentuan Plt Ketum
Ridwan Hisjam: Kalau Takut Dipenjara Jangan Jadi Ketua Umum Golkar
Airlangga Korban Syahwat Kekuasaan Jokowi