paradapos.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberikan respons terhadap penampilan Gibran Rakabuming Raka, cawapres nomor urut 2, dalam debat antar cawapres pada malam Minggu (21/1).
Hasto sejalan dengan pendapat Mahfud MD, cawapres nomor urut 3, yang menganggap pertanyaan dari Gibran dalam debat tidak substansial atau sepele.
Hasto menyoroti keputusan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman yang memperbolehkan Gibran maju sebagai cawapres, menekankan pentingnya persyaratan usia 40 tahun sebagai syarat mutlak untuk calon presiden dan wakil presiden.
Dalam pandangannya, hal ini menegaskan kembali betapa pentingnya kedewasaan seseorang.
"Maka kami berpikir, oh ternyata keputusan Mahkamah Konstitusi ketika melakukan rekayasa hukum oleh Paman Mas Gibran, itu ternyata berdampak bahwa usia 40 tahun itu ternyata sangat menentukan kedewasaan seseorang," ungkap Hasto usai debat di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta.
Baca Juga: Performa Gemilang Nunez dan Jota Bawa Liverpool Menang di Vitality Stadium
Meskipun demikian, Hasto mengakui setuju dengan pandangan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, yang menyatakan bahwa Gibran tidak memberikan suatu kebijakan dalam presentasinya.
"Maka kemudian Cak Imin memberikan sindiran kepada Mas Gibran.
Pak Gibran ini berbicara sebagai seorang pemimpin tentang suatu policy atau kebijakan.
Bukan teka-teki silang. Sehingga greeninflation itu tidak dikaitkan apa dengan kepentingan rakyat, apa dengan kepentingan nasional kita," tegasnya.
Sementara itu, Mahfud MD enggan merespons tanggapan Gibran terkait jawabannya terhadap pertanyaan mengenai green inflation atau inflasi hijau.
Mahfud menilai pertanyaan tersebut tidak pantas dijawab secara akademis dan memilih untuk mengembalikannya ke moderator.
"Saya tidak mau menjawab.
Secara akademis, pertanyaan ini tak pantas untuk dijawab.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jagosatu.com
Artikel Terkait
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!
Kader Golkar Masih Terkejut Airlangga Mundur, Meutya Hafid: Tak Ada Voting dalam Penentuan Plt Ketum
Ridwan Hisjam: Kalau Takut Dipenjara Jangan Jadi Ketua Umum Golkar
Airlangga Korban Syahwat Kekuasaan Jokowi