RADAR BANYUWANGI – Berbagai program intervensi yang ditopang kekompakan birokrasi serta peran serta lintas elemen di Banyuwangi membuahkan hasil manis.
Kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini mencatatkan angka kemiskinan terendah sepanjang sejarah, yakni sebesar 7,34 persen.
Ya, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023 persentase penduduk miskin di Banyuwangi sebesar 7,34 persen.
Baca Juga: Harga Cabai Rawit Meroket, Tingkat Inflasi di Banyuwangi Ikut Terpengaruh
Lebih rendah dibanding tahun 2022 yang mencapai 7,51 persen. Bahkan, persentase penduduk miskin tersebut juga lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Pada 2019, persentase penduduk miskin di Banyuwangi sebesar 7,52 persen.
Seperti diketahui, pada masa pandemi Covid-19, perekonomian masyarakat sempat jeblok.
Pemerintah di berbagai negara menerapkan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat, bahkan ada yang sampai menerapkan lockdown guna meminimalkan penyebaran penyakit yang disebabkan serangan virus korona tersebut.
Hal ini berimbas pada melambatnya perputaran ekonomi yang ujung-ujungnya menyebabkan perekonomian tergerus.
Hal itu juga terjadi di Banyuwangi. Pada 2020, misalnya, angka kemiskinan di Bumi Blambangan naik dibanding sebelum pandemi Covid-19.
Tepatnya, dari 7,52 persen pada 2019 menjadi 8,06 persen pada 2020. Beranjak ke 2021, persentase penduduk miskin di Banyuwangi kembali naik tipis menjadi 8,07 persen.
Meski persentase penduduk miskin turun cukup signifikan, Bupati Ipuk Fiestiandani enggan jemawa.
Orang nomor satu di jajaran Pemkab Banyuwangi ini mengajak semua pihak untuk berkolaborasi membangun kabupaten ujung timur Pulau Jawa.
Artikel asli: radarbanyuwangi.jawapos.com
Artikel Terkait
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!
Kader Golkar Masih Terkejut Airlangga Mundur, Meutya Hafid: Tak Ada Voting dalam Penentuan Plt Ketum
Ridwan Hisjam: Kalau Takut Dipenjara Jangan Jadi Ketua Umum Golkar
Airlangga Korban Syahwat Kekuasaan Jokowi