paradapos.com - Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia (SDM), Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dan Penelitian dan Pengembangan (Litbang), KPU RI Parsadaan Harahap menegaskan aplikasi sistem informasi rekapitulasi (SIREKAP) akan digunakan hanya untuk membantu memantau proses pemungutan dan perhitungan suara Pemilu 2024, dikutip dari ANTARA.
Menurut Parsadaan, aplikasi SIREKAP tersebut saat ini sedang diperbaiki sistemnya, sedang PKPU tentang aplikasi itu masih dalam pembahasan pemerintah dan DPR.
"SIREKAP ini mensupport, membantu agar dalam proses pungut hitung itu, kita juga bisa pantau. Semua bisa memantau dan itu terbuka sehingga ada gambaran-gambaran walaupun hasil tetap yang dipakai secara resmi adalah hasil rekapitulasi secara manual. Wajibnya itu, dan SIREKAP itu sunnah," papar Parsadaan ketika melakukan kunjungan di Muna Barat, Kamis (18/1).
Baca Juga: Bisnis AI Menjanjikan, BDX Indonesia Akuisisi 46 Pusat Data Indosat
Ia menjelaskan SIREKAP tidak akan menjadi dasar dalam proses merekapitulasi perolehan suara. Alat ukur yang paling utama dalam pungut hitung suara Pemilu 2024 adalah rekapitulasi berjenjang. "Dari TPS, PPK dan seterusnya," ujarnya.
Parsadaan Harahap mengatakan kehadiran SIREKAP diharapkan menjadi kanalisasi bagi masyarakat terhadap hasil pemilu, karena biasanya selesai pencoblosan dan pungut hitung peserta pemilu langsung mendaku/klaim menang. Ketika mendaku itu konstituen terpengaruh.
"Tetapi kalau ada SIREKAP bisa dipantau, begini lho posisinya. Jadi, ada kanalisasi sehingga emosi itu tidak menumpuk. Kemudian pada saat manual ternyata tidak seperti yang digambarkan oleh tim-tim itu. Ada SIREKAP, ada kanalisasi istilahnya, untuk pelarian jangan sampai terlalu terfokus pada satu isu bahwa ada alternatif dalam melihat hasil dari pemilu," tuturnya .
Baca Juga: Resep Indomie Cak Su, Hack Indomie yang Paling Mudah dan Enak, Ternyata Berasal dari Surabaya
Kata dia, dengan adanya SIREKAP sangat penting untuk membangun psikologis yang sehat di masyarakat, sebab pemilu melibatkan psikologis masyarakat secara luas.
"Jadi, begini pemilu ini kan melibatkan psikologis masyarakat secara luas. Ada tim sukses, ada pendukung dan ada calon," ucapnya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jawapos.com
Artikel Terkait
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!
Kader Golkar Masih Terkejut Airlangga Mundur, Meutya Hafid: Tak Ada Voting dalam Penentuan Plt Ketum
Ridwan Hisjam: Kalau Takut Dipenjara Jangan Jadi Ketua Umum Golkar
Airlangga Korban Syahwat Kekuasaan Jokowi