SINAR HARAPAN - Politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengakui bahwa tim pasangan calon presiden nomor urut 3 Ganjar-Mahfud telah menjalin komunikasi informal dengan tim pasangan calon nomor urut 1 Anies-Muhaimin terkait peluang koalisi antara keduanya.
"Ada komunikasi formal ada komunikasi informal. Ya, berjalan komunikasi dulu informal, membangun satu pemahaman bersama baru nanti diformalkan. Jadi, kita komunikasi-komunikasi dengan teman 01," kata Mashinton di sela-sela diskusi bertajuk "Jadi 'Omon-omon' Istana hingga rakyat jelata", di Jakarta, Sabtu, 13 Januari 2024.
Masinton mengatakan bahwa tingginya intensitas komunikasi tim pemenangan pasangan capres-cawapres 1 dan 3 terjadi secara natural karena memiliki kesadaran yang sama terkait kondisi demokrasi saat ini.
Baca Juga: Anies Baswedan Sampaikan Terima Kasih dan Minta Polisi Hukum Pengancam Dirinya
Kedua tim pemenangan khususnya yang berada di level "akar rumput", menurut dia sama-sama berupaya untuk menjaga dan mempertahankan demokrasi yang telah berjalan 25 tahun di Indonesia agar tidak kembali ke era otoriteriterian seperti masa orde baru.
"Nah, jadi di akar rumput hari ini teman-teman 01 dan 03 memiliki suatu kesadaran bersama, harus ada persatuan bersama untuk memperjuangkan dan mempertahankan demokrasi ini agar tidak kembali ke era otoriteritarian seperti era masa orde baru," katanya.
Dengan adanya kesamaan pemikiran tersebut, Masinton pun tidak menutup kemungkinan
terjadinya koalisi antar-kedua pasangan capres, jika pemilihan presiden berlangsung dua putaran.
Baca Juga: Terus Bertambah, 6.000 Lebih Warga Riau Mengungsi Akibat Banjir
"Jadi di kalangan akar rumput ada suara untuk bergabung. Apapun itu spektrum politik kita, demokrasi harus kita selamatkan," ujarnya.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sinarharapan.co
Artikel Terkait
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!
Kader Golkar Masih Terkejut Airlangga Mundur, Meutya Hafid: Tak Ada Voting dalam Penentuan Plt Ketum
Ridwan Hisjam: Kalau Takut Dipenjara Jangan Jadi Ketua Umum Golkar
Airlangga Korban Syahwat Kekuasaan Jokowi