paradapos.com, BANDUNG- Agenda perubahan dan perbaikan yang telah dirancang tetap bisa dilakukan Partai Demokrat, meskipun bergabung dalam koalisi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ini dilontarkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi sejumlah elit Partai Demokrat saat Dialog Rakyat di Bandung, Kamis (11/1).
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat juga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam acara tersebut.
AHY mengakui, banyak mendapat pertanyaan soal keberlangsungan agenda perubahan perbaikan yang selama ini telah digagas dan disuarakan.
Apalagi, Demokrat berada dalam koalisi Prabowo-Gibran yang juga tidak memiliki Calon Presiden maupun Calon Wakil Presiden dari internal yang diusung. "Pertanyaannya apakah agenda Demokrat bisa memperjuangkan agenda perubahan perbaikan. Sementara tidak ada Capres maupun Cawapres," tandas AHY.
Meski begitu, AHY menegaskan perjuangan terhadap agenda itu tetap bisa dilakukan.
Baca Juga: Gunakan Rokok Elektronik di Dalam Ruangan Latihan, Haechan NCT Terpaksa Harus Membayar Denda
"Kami juga sudah dialog. Pak Prabowo mewadahi agenda perubahan perbaikan seraya melanjutkan hal baik," cetusnya.
Menurut AHY, perjuangan itu sebagai salah satu konsistensi Partai Demokrat. Di mana agenda perubahan perbaikan yang telah dirumuskan adalah jadi jalan perjuangan.
Dalam kesempatan itu, AHY juga kembali menjabarkan 14 program atau agenda besar partai yang dimaksud.
Baca Juga: JK Sebut Tak Masalah Soal Ma'ruf Amin Acungkan Salam Metal Tiga Jari dalam HUT PDI-P
Di antaranya, penciptaan lapangan kerja termasuk untuk millenial maupun perempuan. Pengelolaan dan peningkatan layanan BPJS.
Meningkatkan gaji pegawai termasuk guru, TNI, Polri. Membantu dan melindungi UMKM. Hingga mengontrol dan membatasi utang pemerintah dan BUMN.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: melansir.com
Artikel Terkait
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!
Kader Golkar Masih Terkejut Airlangga Mundur, Meutya Hafid: Tak Ada Voting dalam Penentuan Plt Ketum
Ridwan Hisjam: Kalau Takut Dipenjara Jangan Jadi Ketua Umum Golkar
Airlangga Korban Syahwat Kekuasaan Jokowi