JAKARTA INSIDER - Pemilihan Presiden menjadi peristiwa besar bagi sebuah negara, termasuk bagi Indonesia yang merupakan negara keempat terbesar di dunia.
Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang bijaksana dan mampu mengedepankan kepentingan bangsa di atas segalanya.
Dalam Konsolidasi Relawan Prabowo-Gibran Provinsi Riau di Gelanggang Remaja Pekanbaru pada Selasa, 9 Januari 2024, Prabowo menyampaikan pentingnya memiliki pemimpin yang memiliki sifat arif dan bijaksana.
Baca Juga: Menuju Pemilu 2024 Prabowo Subianto Bongkar fakta menarik, Koalisi Indonesia maju adalah Tim Jokowi!
Ia menekankan bahwa negara yang kaya seperti Indonesia seharusnya memiliki pemimpin yang mampu membawa kemajuan dengan penuh kebijaksanaan.
"Bangsa Indonesia, rakyat Indonesia, negara keempat terbesar di dunia yang begitu kaya, sepantasnya mendapat pemimpin-pemimpin yang arif dan bijaksana," ungkap Prabowo dengan penuh keyakinan.
Pernyataan tersebut sejalan dengan visi dan misi Prabowo dalam membangun Indonesia.
Menurutnya, pemimpin yang diharapkan adalah mereka yang mendedikasikan diri untuk kepentingan rakyat, bukan sekadar mementingkan diri sendiri.
"Sepantasnya menerima pemimpin yang jujur dan lurus, pemimpin yang selalu berpikir rakyat, rakyat, rakyat. Bangsa, bangsa, bangsa, jangan yang berpikir aku, aku, aku. 'Aku pintar, aku baik,' pintar di mulut, lain di hati," tambahnya dengan tegas.
Prabowo juga menekankan bahwa sejarah kepemimpinan di Indonesia selama ini selalu dipimpin oleh sosok yang baik dan senantiasa mendahulukan kepentingan rakyat.
Meskipun pernah berseberangan dalam konteks politik, Prabowo menyatakan bahwa hubungannya dengan Presiden Joko Widodo tetap baik.
"Antara saya dan Pak Jokowi tidak pernah saling menyakiti. Pak Jokowi adalah patriot, anak bangsa yang cinta tanah air, cinta rakyat," papar Prabowo, menunjukkan bahwa persatuan dan kecintaan pada Indonesia lebih besar dari perbedaan politik.
Lebih lanjut, Prabowo memaparkan bahwa sikap mementingkan kesejahteraan masyarakat bukanlah sekadar retorika politik baginya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakartainsider.id
Artikel Terkait
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!
Kader Golkar Masih Terkejut Airlangga Mundur, Meutya Hafid: Tak Ada Voting dalam Penentuan Plt Ketum
Ridwan Hisjam: Kalau Takut Dipenjara Jangan Jadi Ketua Umum Golkar
Airlangga Korban Syahwat Kekuasaan Jokowi