Debat Capres, Ketua TKD Prabowo Gibran DIY Nilai Ganjar Pranowo Terlalu Menghina secara Personal Prabowo

- Selasa, 09 Januari 2024 | 23:20 WIB
Debat Capres, Ketua TKD Prabowo Gibran DIY Nilai Ganjar Pranowo Terlalu Menghina secara Personal Prabowo

paradapos.com - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo Gibran DIY, Gandung Pardiman, menyatakan prihatin dengan debat capres kemarin.

Sebab didominasi upaya menjatuhkan capres nomor urut 2 oleh dua capres lainnya dan tidak muncul debat adu gagasan dan visi misi, serta kebijakan. Namun yang muncul upaya menjelek-jelekkan, menjatuhkan bahkan terlalu menghina.

"Contohnya saat sesi bertanya pada capres nomor 3 pertanyaan capres nomor 1 tidak mengorek visi misi pak Ganjar tetapi malah tanya berapa nilai Menhan dan di jawab 5. Kemudian Anies menjawab ketinggian dan mengatakan 11 dari 100. Ini kan berarti 1,1 lalu apa hubungan inti pertanyaan dengan tema debat tersebut," terang Gandung Pardiman, saat dimintai tanggapannya soal debat capres, Selasa 9 Januari 2024.

Baca Juga: Calon Pengantin Dhaup Ageng Pakualaman Jalani Prosesi Siraman Hingga Midodareni, Ini Maknanya

Lebih lanjut, Gandung Pardiman menambahkan, dalam debat tersebut terlihat sekali kebenciannya terhadap capres nomor 2 Prabowo Subianto dan terlalu tendensius, sehingga terkesan terlalu menghina.

"Seorang calon pemimpin bangsa dan negara atau presiden yang menempuh segala cara dengan mengesampingkan etika dan norma seperti ini akan berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Gandung.

"Kalau jadi presiden RI ini sangat berbahaya bagi kehidupan bermasyarat, berbangsa dan bernegara," tegasnya.

Baca Juga: 85 Kelompok Relawan Prabowo Gibran di DIY Akan Gelar Rakor Menangkan Pilpres 2024 Sekali Putaran

Menurut Gandung, yang juga anggota DPR RI ini dalam debat saling serang itu diperbolehkan namun saling serang dalam hal gagasan, visi dan kebijakan. Bukan saling serang secara personal untuk menjatuhkan lawan bahkan sampai menghina.

"Bagi saya debat capres kemarin memprihatinkan dan tidak edukatif karena banyak serangan yang bersifat personal. Tidak nampak substansi dari visinya, yang mendominasi justru saling menyerang," ungkapnya.

"Kalau saling meneyerang soal gagasan visi dan policy bagus. Tapi, kalau sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tentang hubungan internasional, mengenai geopolitik, pertahanan dan keamanan, ini jelas tidak mendidik," imbuhnya.

Baca Juga: Ini Pandangan Diaspora Indonesia di Luar Negeri Terkait Capres yang Ideal dalam Isu Hankam dan Hubungan Internasional

Lebih jauh, Gandung memandang wajar jika Prabowo tidak jabat tangan diakhir acara. Sebab seharusnya Anies bisa bercermin diri, bagaimana Prabowo membantu Anies saat mau jadi Gubernur DKI.

"Perjuangan Pak Prabowo agar Anies jadi Gubernur DKI sangat besar. Selain Anies juga pernah menyatakan jika Pak Prabowo maju lagi capres, maka Anies tidak akan maju. Namun kenyataannya jauh dari apa yang diucapkan dulu," kata Gandung.

"Ingat orang yang lupa dan tidak menghargai kebaikan orang, hukumnya dosa besar akan masuk katagori ahli neraka. Selain itu belum lagi masalah etika Anies yang pernah bilang tidak akan maju capres manakala Pak Prabowo maju capres, tapi kenyataan malah nyinyir penuh kebencian berupaya menjatuhkan Pak Prabowo," terang Gandung.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: pojokmalioboro.com

Komentar