Tahun 2024 merupakan tahun yang menentukan bagi geopolitik dan keamanan dunia.
Menurut SBY, ada 3 pilpres di tahun 2024 yang sangat berpengaruh untuk kawasan Asia. Hal ini dijabarkan Susilo Bambang Yudhoyono.
“Secara pribadi, saya berpendapat ada 3 pemilihan presiden di tahun 2024 ini yang bisa mempengaruhi geopolitik dan keamanan di kawasan Asia,” SBY membuka analisanya.
Inilah 3 Pilpres paling menentukan bagi Asia di tahun 2024 menurut SBY.
1. Pemilihan Presiden Taiwan Januari 2024
Susilo Bambang Yudhoyono menggambarkan situasi di Asia saat ini di mana terjadi ketegangan antara negara Taiwan dan Tiongkok (China).
“Jika Presiden Taiwan yang baru adalah sosok yang bergaris keras dan sangat anti Tiongkok, ketegangan Tiongkok-Taiwan akan makin meningkat,” begitu pendapat presiden RI ke-6.
Sebaliknya, jika presiden yang terpilih lebih bersikap moderat, maka peluang konflik militer di Asia Timur berkurang.
2. Pemilihan Presiden Amerika Serikat November 2024
SBY juga percaya bahwa presiden AS terpilih juga akan sangat memengaruhi konflik antara Taiwan dan Tiongkok
“Demikian juga jika Presiden Amerika Serikat pasca Pilpres 2024 juga sosok yang bergaris keras dan sangat anti unifikasi Tiongkok-Taiwan yang makin diagendakan oleh pemimpin Tiongkok saat ini, maka kawasan Asia Timur betul-betul menjadi sebuah flashpoint yang setiap saat bisa meledak menjadi guncangan geopolitik dan keamanan di Asia,” SBY memaparkan.
Di pilpres AS, kemungkinan kandidatnya adalah rematch atau “tanding ulang” antara Joe Biden dengan Donald Trump.
3. Pilpres Indonesia Februari 2024
Ketua Pembina Partai Demokrat tersebut percaya bahwa Indonesia yang merupakan negara terbesar di Asia Tenggara sekaligus anggota G20 memiliki peran krusial bagi Asia.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: tempa.id
Artikel Terkait
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!
Kader Golkar Masih Terkejut Airlangga Mundur, Meutya Hafid: Tak Ada Voting dalam Penentuan Plt Ketum
Ridwan Hisjam: Kalau Takut Dipenjara Jangan Jadi Ketua Umum Golkar
Airlangga Korban Syahwat Kekuasaan Jokowi