paradapos.com - Seleksi anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara atau KPPS di Banyuwangi, Jawa Timur diduga bermasalah.
Permasalahan tersebut terjadi di wilayah Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. Yang diduga luput dalam pantauan.
Meski begitu penjaringan seleksi anggota KPPS itu diduga terjadi pelanggaran administrasi.
Kejadian itu bermula saat sejumlah masyarakat mengetahui jika sejumlah anggota KPPS tersebut adalah lulusan SMP.
Sebelumnya, KPU Banyuwangi telah menggelar rekrutmen petugas KPPS mulai tanggal 11-20 Desember 2023 kemarin.
Bahkan, hasil rekrutmen KPPS tersebut saat ini telah dipublikasikan setelah melalui seleksi administrasi, untuk mendapatkan tanggapan dari masyarakat. Proses publikasi itu, dilakukan mulai 23-28 Desember 2023 lalu.
Temuan itu menjadi sorotan oleh masyarakat di Kecamatan Singojuruh. Terbukti, setidaknya ada tiga orang lolos dalam seleksi KPPS. Padahal, ketiganya hanya memperoleh ijazah SMP saja.
Baca Juga: Tahun Baru Pangkat Baru! Tiga Kapolsek di Polresta Banyuwangi Naik Satu Tingkat, Satu AKP Dua Kompol
"Intinya menabrak aturan. Lulusan SMP diloloskan, sedangkan yang lulusan SMA (syarat minimal pendidikan untuk KPPS) dijadikan cadangan bahkan ada yg tidak diloloskan," tegas DM, warga asal Kecamatan Singojuruh saat ditemui paradapos.com Selasa 2 Januari 2023
Lebih mirisnya lagi, pada saat seleksi tersebut ada sejumlah pendaftar lainnya yang menjadi cadangan dengan lulusan SMA juga.
Sejauh ini pihaknya berharap agar semua pihak agar mengambil tindakan dan bertanggung jawab atas fenomena seleksi KPPS di Kecamatan Singojuruh
"Jadi mulai dari bawah, PPS Desa Alasmalang selaku Panitia yang menyeleksi langsung penerima berkas dan lainnya, dan keputusan penerimaan ada di PPK Singojuruh harus tanggung jawab. Apalagi, Panwascam Singojuruh yang tugasnya mengawasi proses rekrutmen mulai diterima dan dipilih adalah tugasnya Panwascam. Kok sudah tahu tapi tidak ada tindak lanjut," sesal DM.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: adatah.com
Artikel Terkait
Dewan Pakar Tak Kaget Airlangga Mundur dari Ketum Golkar: Harusnya dari Dulu!
Kader Golkar Masih Terkejut Airlangga Mundur, Meutya Hafid: Tak Ada Voting dalam Penentuan Plt Ketum
Ridwan Hisjam: Kalau Takut Dipenjara Jangan Jadi Ketua Umum Golkar
Airlangga Korban Syahwat Kekuasaan Jokowi