Setelah 28 April Baru Berani Bicara Medali
Beban merebut medali di Olimpiade tentu tanggung jawab semua cabang olahraga yang meloloskan atlet. Tapi, khusus emas, badminton yang paling diharapkan. Di sepak bola, Indonesia harus realistis di Piala Asia dan Piala Asia U-23. Tapi, untuk Piala AFF, sudah waktunya mengakhiri dahaga panjang.
RIZKY AHMAD FAUZI-TAUFIQ ARDIANSYAH, Jakarta
---
SEANDAINYA Olimpiade 2024 pekan depan, pengamat bulu tangkis Daryadi menilai hasil Indonesia tidak akan beda dengan yang diraih di World Tour Finals pekan lalu. Zonk alias gagal meraup gelar, bahkan tak satu pun personel Cipayung yang lolos ke final.
’’Pemain, pelatih, pengurus harus fokus kalau mau berprestasi. Saya melihat PBSI harus lebih solid lagi,” katanya kepada Jawa Pos.
Selain gelar yang direbut Fajar Alfian/Rian Ardianto di All England dan Malaysia Open Super 1000, tak ada wakil Indonesia lainnya yang berjaya di level teratas. Di Asian Games, bahkan tak satu pun medali direbut.
Dalam Race to Olympics yang berakhir 28 April nanti, hanya di tunggal putra Indonesia menempatkan dua wakil (Jonathan Christie/5 dan Anthony Ginting/6) di daftar lolos otomatis sampai dengan saat ini. Selebihnya satu saja: tunggal putri (Gregoria Mariska Tunjung/8), ganda putra (Fajar Alfian/Rian Adrianto/8), dan ganda putri (Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva/7). Di ganda campuran bahkan belum ada wakil Merah Putih di ’’zona aman”.
Beban merebut medali tentu tak hanya di pundak bulu tangkis. Sejauh ini Indonesia sudah meloloskan lima atlet ke ajang yang bakal dihelat di Paris itu: Arif Dwi Pangestu (panahan), Rifda Irfanalutfi (senam), dan Diananda Choirunisa, Desak Made Rita Kusuma Dewi, serta Rahmad Adi Mulyono dari panjat tebing.
Ada pula Rahmat Erwin Abdullah (81 kg) dan Eko Yuli Irawan (61 atau 67 kg) yang diharapkan lolos di angkat besi. Kepada mereka asa mempertahankan tradisi selalu merebut medali di Olimpiade sejak edisi 1988 disandarkan.
Tapi, khusus emas, memang badminton yang paling dijagokan. Maklum, sejak edisi 1992, hanya di 2012 Merah Putih gagal berkibar di arena badminton.
Basri Yusuf yang tergabung di tim Kelompok Kerja (Pokja) Satuan Tugas (Satgas) PBSI menuju Olimpiade 2024 bidang sports science menuturkan, dalam upaya menuju Olimpiade ada dua tahap. Jangka pendek dan jangka panjang.
Saat ini, pihaknya fokus untuk di jangka pendek: meloloskan sebanyak mungkin atlet ke Olimpiade. Terlebih, waktu yang ada sudah semakin singkat karena perhitungan poin bakal ditutup pada 28 April.
Di ganda campuran, target itu tak akan mudah dieksekusi. Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja saat ini baru menduduki peringkat ke-14 dan 16.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jawapos.com
Artikel Terkait
Dituding Bukan Wanita, Petinju Aljazair Imane Khelif Menangis: 'Allah Bersama Saya, Allahu Akbar'
Kontroversi Olimpiade Paris: Izinkan Atlet Transgender Ikut Tinju Wanita, Lawan Auto Babak-belur!
Raih Medali Perak, Gaya Santai Atlet Penembak Turki Jadi Sensasi di Olimpiade Paris 2024
Belal Muhammad, Petarung Palestina Pertama yang Raih Gelar Juara UFC