Realitas Pahit: Menyoroti Miskin Ekstrem di Riau dengan Populasi 100 Ribuan Penduduk yang Terpinggirkan

- Kamis, 28 Desember 2023 | 23:01 WIB
Realitas Pahit: Menyoroti Miskin Ekstrem di Riau dengan Populasi 100 Ribuan Penduduk yang Terpinggirkan

paradapos.com - Angka kemiskinan ekstrem nasional pada tahun 2022 sebesar 2,4 persen, sedangkan di Provinsi Riau tercatat sebesar 1,40 persen atau 100,33 jiwa.

Miskin ekstrem adalah mereka yang hidup dengan pendapatan di bawah Rp10.739 per hari atau Rp1.288.680 per keluarga per bulannya. Dilansir dari riaupos.jawapos-com.cdn.ampproject.org, Jumat (29/12/2023).

Dari data yang dirangkum Riau Pos, jumlah penduduk dengan kategori miskin ekstrem yang terbanyak yakni di Kabupaten Kampar sebanyak 15.450 jiwa, Rokan Hilir 15.160 jiwa, Rokan Hulu 14.080 jiwa, Indragiri Hulu 11.150 jiwa, Kepulauan Meranti 10.500 jiwa, Pelalawan 9.650 jiwa, Siak 6.420 jiwa, Indragiri Hilir 5.020 jiwa, Kuantan Singingi 4.880 jiwa, Pekanbaru 4.010 jiwa, Bengkalis 3.400 jiwa dan Dumai 620 jiwa.

Baca Juga: Transformasi Perumahan di Riau: Pemerintah Provinsi Bangun 707 Rumah Layak Huni dengan Investasi Rp54 Miliar pada 2023

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di Riau, pihaknya sudah menindaklanjuti dengan mengumpulkan para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.

Dikatakan Gubri, untuk menekan kemiskinan ekstrem diperlukan konsolidasi dan kolaborasi lintas kewenangan, lintas sektoral, sinergitas.

Kemudian juga ada tiga strategi yang harus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Riau.

Baca Juga: Pemprov Riau Giat Berupaya: Menuju Nol Persen Kemiskinan Ekstrem di Akhir 2023

Pertama adalah dengan melakukan pengurangan beban masyarakat dengan membantu melalui program bantuan sosial.

''Pengurangan beban masyarakat ini seperti bantuan sosial dan jaminan sosial. Ini saya lihat di Riau ada yang dapat bantuan, ada yang tidak.

Yang tidak dapat bantuan dari pemerintah pusat, ya kita beri bantuan dari pemerintah daerah sehingga nanti masyarakat merasakan keadilan,'' katanya.

Baca Juga: Peningkatan Pendapatan dan Penurunan Jumlah Penduduk Miskin: Transformasi Ekonomi Positif di Sumatera Utara

Dilanjutkan Gubri Syamsuar, strategi kedua yaitu, peningkatan pendapatan masyarakat.

Dalam hal ini pemerintah daerah melaksanakan program pemberdayaan sosial untuk masyarakat yang nantinya bisa dilakukan oleh dinas-dinas terkait.

Seperti contohnya program pemberdayaan usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM).

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kobaran.com

Komentar