PARADAPOS.COM - Komando Pasukan Khusus atau biasa disebut Kopassus, merupakan satuan elit yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat (AD).
Pasukan tempur khusus ini dikenal dengan kemampuannya yang di atas rata-rata prajurit biasa.
Pasalnya, mereka telah melewati latihan tak wajar, salah satunya adalah Hell Week atau Minggu Neraka.
Lantas seperti apa latihan yang dijalani para calon prajurit Kopassus sebelum akhirnya resmi menyandang baret merah?
Dilansir dari channel YouTube WAR KUY, Minggu Neraka atau Hell Week sering disebut siswa Kopassus adalah neraka dunia.
Bagaimana tidak, di akhir-akhir pendidikan ini para siswa Kopassus akan digembleng melewati batas kemampuan manusia normal.
Berbagai latihan mengerikan akan dilalui para calon komando elit tersebut.
Mulai berjalan 500 kilometer dari Batujajar hingga menyeberangi Nusakambangan. Ditambah lagi, para siswa Kopassus tidak tidur selama 10 hari.
Ditahap ini banyak siswa Kopassus yang berguguran, karena ketahanan fisik mereka sudah mencapai batas kemampuan normal manusia biasa.
Tangannya bergetar, tubuhnya lemas, ditambah lagi dehidrasi saat berjalan 10 hari tanpa setop.
Hal inilah yang disebut sebagai Hell Week atau Minggu Neraka.
Latihan Kopassus di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir yang paling berat dari semua pendidikan yang ada.
Kemudian pelatihan kelolosan camp tawanan perang adalah yang paling berat.
Pada latihan ini, mereka dilepas ke tengah hutan tanpa bekal apapun pada pagi hari, dan harus bisa bertahan hidup untuk berkumpul kembali di suatu titik yang sudah ditentukan.
Paling lambat, para siswa sudah harus berkumpul pada pukul 22:00 WIB. Namun tidak semudah yang dibayangkan.
Para siswa Kopassus akan diburu oleh para pelatih yang memiliki pengalaman survivor di tengah hutan.
Bagi siswa yang tertangkap, neraka dunia baginya. Karena mereka akan disiksa layaknya tawanan perang sungguhan.
Berbagai siksaan akan dilakukan pelatih untuk menggali informasi.
Bagi prajurit yang tidak kuat menahan siksaan dan memilih membocorkan rahasia negara maka tamatlah baginya.
Untuk itu sesakit apapun siksaan, saat menjadi tawanan perang siswa Kopassus dilarang membocorkan rahasia negara, maupun misi operasi kepada musuh.
Tak heran jika Kopassus memiliki semboyan lebih baik gugur dalam siksaan daripada membocorkan informasi.
Inilah mengapa mereka disebut sebagai Komando Pasukan Khusus.
Nah untuk siswa yang tidak tertangkap bukan berarti mereka lolos dari neraka dunia.
Pada akhirnya mereka pun harus kembali ke camp tawanan perang untuk menjalani siksaan.
Padahal dalam Konvensi Jenawa tawanan perang dilarang disiksa.
Namun satuan Kopassus sudah menyiapkan para calon prajuritnya untuk menghadapi hal terburuk di medan operasi.
Sehingga, bila terjadi sesuatu saat prajurit baret merah diperlakukan tidak manusiawi oleh musuh yang melanggar Konvensi Jenawa, mereka sudah siap.
Inilah mengapa setiap siswa Kopassus harus merasakan pedihnya pendidikan Hell Week.
[DOC]
Sumber: VIVA
Artikel Terkait
Kritik Pramono Lebih Tunduk ke Megawati Daripada Presiden Prabowo, PKS: Pemilih Beliau Itu Cuma 50 Persen Lebih Dikit!
Perkelahian di Kafe Tanjung Pinang Terekam CCTV, Anggota TNI Tewas
Pelantikan Petinggi Danantara, Pengamat Sebut Ada Risiko Besar di Balik Rasa Optimisme
Prabowo Akan Gandeng Jokowi dan SBY di Danantara, Pengamat: Bagi-bagi Kekuasaan