"Kami terlibat dalam perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem dan kami siap membayar berbagai harga,” ujar seorang pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri, seperti dikutip CNN, Rabu 31 Juli 2024.
Sementara menurut Analis Politik dan Kebijakan Luar Negeri CNN, Barak Ravid, kematian pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh adalah "operasi Israel paling signifikan pertama sejak 7 Oktober.
Meskipun Haniyah tidak signifikan secara militer, ia bertanggung jawab atas hubungan internasional kelompok itu dan merupakan lawan bicara utama dengan mediator Mesir dan Qatar mengenai kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata di Gaza.
"Pembunuhannya akan memiliki pengaruh signifikan pada negosiasi tersebut," kata Ravid.
Sedangkan seorang anggota biro politik Hamas, Musa Abu Marzouk mengatakan, pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, "tidak akan berlalu dengan sia-sia”.
"Pembunuhan pemimpin Ismail Haniyeh adalah tindakan pengecut dan tidak akan berlalu dengan sia-sia," kata Marzouk.
Pemerintah Israel menganggap Haniyeh sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab atas serangan Hamas pada 7 Oktober, menurut Ravid, dan otoritas Israel telah berjanji untuk memburu mereka yang bertanggung jawab atas serangan 10 bulan lalu yang kini telah melibatkan Timur Tengah dalam konflik.
Artikel Terkait
Cybercab Tesla Siap Debut di CIIE Shanghai, Pacu Pasar Robotaxi Asia-Pasifik
Trump Uji Coba Nuklir: 4 Dampak Mengerikan dan Ancaman bagi Dunia
3 Jalur Alternatif ke Lamongan yang Wajib Diketahui, Hindari Macet!
Atep Rizal Sarankan Pelatih Eropa untuk Timnas, Ini Alasan Strategisnya