paradapos.com - Rencana pembangunan Proyek Stategis Nasional (PSN) di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, mendapat perhatian khusus karena melibatkan sejumlah sektor penting.
Informasi terkini menunjukkan bahwa rencana PSN di Nagari Air Bangis, Pasaman Barat, menimbulkan kekhawatiran terkait dampak sosial dan potensi konflik di masyarakat.
PT Abaco Pasifik Indonesia, sesuai informasi, siap menggelontorkan investasi sebesar Rp 150 triliun untuk PSN kilang minyak dan petrokimia.
Gubernur Sumatera Barat telah mengajukan lokasi rencana pembangunan PSN ini kepada Menteri Kemaritiman dan Investasi melalui surat No: 070/774/Batlibang-2021. Meskipun demikian, rencana ini mendapat beberapa keberatan.
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi, menyatakan bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN) di Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas, Kabupaten Pasaman Barat, merupakan upaya daerah untuk ikut menjawab kebutuhan negara.
Menurutnya, lahan tersebut akan menjadi lokasi sejumlah investasi besar, termasuk penyulingan minyak bumi.
Mahyeldi menjelaskan bahwa kilang pengolahan minyak yang dimaksud memiliki potensi untuk menambah cadangan minyak yang ada di Indonesia. Saat ini, Indonesia hanya memiliki daya tahan bahan bakar minyak yang cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 21 hari.
“Ketahanan bahan bakar minyak Indonesia saat ini masih kalah dari Malaysia yang memiliki ketahanan selama 30 hari, serta tertinggal dari Cina dan Amerika Serikat yang mencapai 1 tahun.
Baca Juga: Otorita IKN Tetapkan Target Ambisius: 28 Proyek Gedung Siap Beroperasi di IKN pada Juni 2024
Pada tahun 2014, saat saya menjabat sebagai Wali Kota Padang, telah dimulai diskusi mengenai isu ini. Saya mengusulkan lokasi di Bungus, namun sayangnya, usulan tersebut dianggap tidak memadai,” Ucap Gubernur Sumbar di Kantor Gubernur pada Rabu, 2 Agustus 2023.
Saat menjabat sebagai gubernur, Mahyeldi kembali menindaklanjuti dengan mengusulkan penyediaan lahan untuk Proyek Strategis Nasional (PSN).
Lokasi yang diajukannya berada di Air Bangis dengan total luas mencapai 30 ribu hektar. Keputusan ini diambil karena beberapa daerah lain yang juga mengajukan usulan dianggap masih kurang memadai, seperti Cilacap di Jawa Tengah dan Pontianak di Kalimantan Barat.
“Sebagai kontribusi dari daerah untuk bangsa, investasi ini diharapkan dapat menyerap puluhan ribu tenaga kerja. Untuk menindaklanjuti usulan tersebut, kami telah meminta kepada Menteri Koordinator Maritim dan Investasi untuk membangun jalan ke Pelabuhan Teluk Tapang dengan nilai proyek sebesar Rp800 miliar,” ucap Mahyeldi.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianhaluan.com
Artikel Terkait
Anda Wajib Tinggalkan 8 Kebiasaan Ini Jika Ingin Tetap Dihormati Seiring Bertambahnya Umur!
Bareskrim Polri Tetapkan Eks Pegawai BPOM sebagai Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Pelapor PBB: Amerika Danai Genosida yang Dilakukan Israel di Jalur Gaza!