Luhut Kritik Keras Tom Lembong Soal Harga Nikel: Terlalu Tinggi Berbahaya!

- Jumat, 26 Januari 2024 | 04:40 WIB
Luhut Kritik Keras Tom Lembong Soal Harga Nikel: Terlalu Tinggi Berbahaya!

paradapos.com -- Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan merespons pernyataan Co-Captain Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) tentang harga nikel yang anjlok.

Luhut Pandjaitan menilai sosok yang akrab disapa Tom Lembong itu tidak mengerti bahaya jika harga nikel terlalu tinggi.

Ia mengatakan bahwa kasus Cobalt dapat dijadikan pelajaran jika mematok harga nikel yang terlalu tinggi.

Baca Juga: Diserang Luhut Binsar Pandjaitan dan Bahlil Lahadalia, Tom Lembong: Saya Tidak Terlibat di Semua Pidato Pak Presiden

Menurut Luhut Pandjaitan, jika harga nikel terlalu tinggi maka konsumen akan mencari alternatif lain.

Hal tersebut disampaikan Luhut dalam video yang dibagikan di akun Instagram @luhut.pandjaitan.

“Tom harus mengerti kalau harga nikel terlalu tinggi itu sangat berbahaya. Kita belajar dari kasus Cobalt. Tiga tahun lalu harganya begitu tinggi, orang akhirnya mencari bentuk baterai lain. Itu salah satu pemicu lahirnya lithium ferro phosphate (LFP) itu,” kata Luhut dikutip pada Jumat (26/1/2024).

Luhut menjelaskan jika pemerintah menaikkan harga nikel, konsumen akan beralih ke alternatif lain.

Ia menegaskan bahwa harga nikel saat ini merupakan upaya Indonesia untuk mengendalikan harganya.

Luhut menyebut komoditas nikel akan masih dibutuhkan dunia hingga belasan tahun mendatang.

Baca Juga: Bantah Tom Lembong Terkait Harga Nikel, Luhut Binsar Pandjaitan: Intelektualitas Anda Itu, Jadi Saya Ragukan

“Jadi ini kalau kita juga membikin harga itu ketinggian orang akan cari alternatif lain. Teknologi berkembang sangat cepat. Oleh karena itu kita mencari keseimbangan benar. Keseimbangan supaya betul-betul barang kita nih tetap masih dibutuhkan sampai beberapa belas tahun yang akan datang,” jelasnya.

Selain itu, Luhut mengungkapkan bahwa bahan baku lithium battery masih bisa didaur ulang.

Berbeda dengan LFP yang akan sampai hari ini masih belum bisa untuk didaur ulang.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: ayojakarta.com

Komentar