paradapos.com- Hizbullah menolak tawaran Amerika Serikat untuk mengakhiri konflik dengan Israel, namun tetap terbuka terhadap diplomasi untuk mencegah perang yang lebih meluas.
Seorang perwakilan AS melakukan kunjungan ke Israel dan Lebanon dengan tujuan mengembalikan ketenangan di kawasan tersebut.
Meskipun kelompok ini, yang memiliki dukungan dari Iran, sedang terlibat dalam pertempuran di Gaza, Hizbullah menyatakan bahwa mereka tidak menginginkan perang total.
Posisi Israel adalah bahwa jika diplomasi tidak berhasil, militer mereka akan bertindak.
Pada 18 Januari, Hizbullah menolak usulan awal dari Washington untuk menghentikan pertempuran dengan Israel, seperti menarik pasukannya lebih jauh dari perbatasan.
Walaupun demikian, Hizbullah masih terbuka terhadap usaha diplomasi AS untuk menghindari konflik yang dapat merugikan.
Amos Hochstein, utusan AS, memimpin upaya diplomasi ini sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut yang dipicu oleh konflik di Gaza.
Meskipun menolak saran Hochstein, Hizbullah tetap bersikeras akan terus menembakkan roket ke Israel sampai ada gencatan senjata penuh di Gaza.
Meskipun menolak, sikap terbuka Hizbullah terhadap kontak diplomatik menunjukkan ketidakinginan mereka terhadap konflik yang lebih meluas, seperti yang diungkapkan oleh pejabat Lebanon dan sumber keamanan.
Israel juga menyatakan keinginan untuk menghindari perang, tetapi keduanya menyatakan kesiapan untuk bertempur jika diperlukan.
Israel memperingatkan bahwa mereka akan merespons lebih agresif jika tidak ada kesepakatan untuk membuat daerah perbatasan aman.
Baca Juga: Pemkab Solsel Tanggap Darurat Bencana, Tim Siaga di Posko Komando
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianhaluan.com
Artikel Terkait
Jadi Tersangka Pemerasan dan Pengancaman, Nikita Mirzani Terancam 20 Tahun Penjara
Eks Wakapolri dan Menteri PANRB Komjen (Purn) Syafruddin Meninggal Dunia
asdasdasd
asasdasd