Menkeu Sri Mulyani: Jangan Pilih Pemimpin yang Emosian

- Kamis, 11 Januari 2024 | 16:40 WIB
Menkeu Sri Mulyani: Jangan Pilih Pemimpin yang Emosian

paradapos.com - Baru-baru ini beredar video saat Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pidato. Dalam pidato tersebut seolah terselip isyarat terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Video yang diunggah akun TikTok @fadjroelrachman7 itu diberi caption "pesan Sri Mulyani".

Bukan hanya itu. Dalam video itu juga tertulis keterangan "Jangan Pilih Pemimpin yang Emosian".

Baca Juga: Jalan Tol Pamulang-Cinere-Jalan Raya Bogor Resmi Beroperasi

Pidato Sri Mulyani menyinggung sifat mudah tersulut emosi di dalam diri dan menjadi generasi yang harus bisa membaca data untuk kemajuan negeri.

"Di mana kalian nggak mampu belajar, nggak mampu bisa berpikir maju, nggak bisa baca data, nggak menganalisa data, tidak bisa menghasilkan pemikiran baru, maka negara itu bisa menghasilkan kemunduran," tutur Sri Mulyani.

"Sekali anda berada di perangkap itu (kemunduran), anda dan rakyatnya makin gelisah, makin marah, makin emosi, makin emosi, orang yang emosi itu pasti tidak akan menyelesaikan masalah. Bener kan?" lanjutnya.

Baca Juga: TPPAS Lulut Nambo Ditargetkan Beroperasi Penuh pada Maret 2024

Kemudian Menkeu memberikan contoh emosional di dalam kehidupan sehari-hari.

"Di dalam kehidupan sehari-hari saja, boleh mau berantem sama temen, mau sama orang tua, sama kakak adik, sekali sangat emosi, meledak saja, dan itu yang terjadi, biasanya itu merusak saja kalau emosional," jelas Sri Mulyani.

"Makanya, saya menyatakan dalam forum ini mendikte dengan mengatakan data, ini adalah permulaan yang baik, kebiasaan yang baik. Negara yang mau baca data, itu biasanya rasionalitasnya menjadi terlatih, emosinya menjadi bisa dikelola," katanya.

Baca Juga: RI dan Vietnam Kerja Sama Bidang Industri, Termasuk Kendaraan Listrik

Sri Mulyani juga mengatakan, sosok orang yang tak mahir membaca data sangat mudah terprovokasi.

"Orang yang nggak bisa baca data, mudah sekali diprovokasi. Kasih sedikit di klik-klik, emosi. Mengilik emosi itu gampang banget, entah karena sentimen suku, agama, ras, nasionalisme, ketidakadilan, itu sangat mudah memprovokasi. Dan sekali anda masuk ke dalam perangkap emosi, ya sama seperti kehidupan sehari-hari kalau anda tiap hari emosi terus, orang juga melihat kalian udah ogah gitu. Ini manusia labil banget sih, tidak bisa diandalkan atau tidak bisa diajak ngomong," ungkapnya.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: naratimes.com

Komentar