paradapos.com--Direktur RS Bahteramas, dr. Hasmudin, mengungkapkan ada tren kenaikan kasus demam berdarah di Sultra.
Data seminggu terakhir ini terdapat 34 pasien dengan gejala suspek DBD telah masuk ke RS Bahteramas melalui Unit Gawat Darurat (UGD).
Ini merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, seperti November 2023 selama sebulan ditemukan 19 kasus dan Desember 2023 dengan 17 kasus.
"Sementara saat ini, baru di awal Januari mulai ada peningkatan kasus DBD. Bayangkan saja baru seminggu terakhi mulai 1 sampai 9 Januari sudah ada 34 orang yang masuk Rumah Sakit yang suspek DBD,"kata dr. Hasmudin, Selasa (9/1).
Ia mengaku, dengan lonjakan kasus yang ada, RS Bahteramas terus berusaha maksimal dalam memberikan pelayanan sesuai diagnosis saat pasien masuk UGD. Namun, tantangan terbesar saat ini adalah ketersediaan ruangan perawatan. Karena selain pasien DBD, RS Bahteramas juga menerima pasien rujukan dengan berbagai penyakit dari Kabupaten/Kota, membuat kapasitas ruangan cepat penuh.
"Karena itu dalam penanganan pasien, kami terkadang melakukan rekayasa ruangan agar pasien tetap mendapatkan pelayanan optimal. Semua pasien di RS ini, kami terima dengan penuh tanggung jawab dan tanpa penolakam,"tegasnya.
Menyikapi situasi makin banyaknya kasus DBD, dr. Hasmudin mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati, terutama saat musim penghujan. Genangan air dapat menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti, penyebar DBD. Ia menyarankan agar masyarakat menjaga kebersihan rumah, menghindari genangan air, dan menerapkan prinsip 3M (menguras,menutup dan mengubur).
"Untuk masyarakat kita imbau agat membiasakan perilaku hidup sehat dengan lingkungan yang bersih dan upayakan selalu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama dan meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup,"jelasnya.
Sebagai langkah pencegahan lebih lanjut, dr. Hasmudin memberikan imbauan kepada masyarakat untuk melapor ke puskesmas atau dinas kesehatan setempat agar dilakukan foging bila ada kasus DBD dilingkungannya. Foging, sesuai teori, harus dilakukan di radius 100 meter dari rumah pasien positif DBD untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti.
"Dengan peningkatan kasus DBD, masyarakat diharapkan dapat bersinergi dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit ini,"pungkasnya. (rah/ari)
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: ragamkendari.com
Artikel Terkait
Anda Wajib Tinggalkan 8 Kebiasaan Ini Jika Ingin Tetap Dihormati Seiring Bertambahnya Umur!
Bareskrim Polri Tetapkan Eks Pegawai BPOM sebagai Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi
Memaksa Bendera Pusaka Berkibar di IKN
Pelapor PBB: Amerika Danai Genosida yang Dilakukan Israel di Jalur Gaza!