paradapos.com - Israel semakin menginsentifkan serangannya di wilayah tengah Jalur Gaza, sejak Minggu. Akibat langsungnya adalah pembantaian di kamp pengungsi Maghazi, yang menewaskan lebih dari 70 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya.
Kemudian, pemboman Israel meluas hingga mencapai kamp pengungsi Bureij dan Nuseirat, juga di Gaza tengah.
Kamp pengungsi terakhir ini telah menjadi sasaran serangan Israel dengan intensitas besar sejak dimulainya perang membuat ribuan orang tewas dan terluka.
Tentara Israel yang terus menerus memborbardir dalam beberapa terakhir mengakibatkan
terbunuhnya seluruh keluarga saat mereka berkumpul di rumah mereka, tempat penampungan PBB atau bahkan tidur di jalanan.
The Palestine Chronicle berkesempatan mewancarai Mohammed Zayed, seorang pengungsi muda dari Nuseirat, yang rumah keluarganya menjadi sasaran serangan Israel pada Kamis, 21 Desember.
Inilah kesaksiannya:
Baca Juga: Komitmen Kantor Wilayah Aceh Dalam Mendukung Peningkatan Nilai ITKP Kemenkumham Pada Tahun 2024
Saya sedang duduk bersama ayah, ibu dua saudara perempuan saya, dan putra-putra saya Hussein dan Mus’ab.
Kami baru saja selesai menunaikan salat ashar. Kami duduk dan mulai membicarakan kapan perang ini akan berakhir.
Anak bungsu saya, Mu’ath, sedang bermain di luar rumah. Tiba-tiba terjadi ledakan dahsyat akibat rudal Israel yang menghantam rumah. Saya terbangun.
Baca Juga: Perayaan Natal 2023: Kasiturusanna Sang Torayan Gelar Perayaan Natal yang Meriah di Kota Kendari
Ketika saya bangun, saya dibalut seluruhnya. Hal pertama yang saya katakan,"Apa yang terjadi dengan keluarga saya?
Dokter berkata, jika Anda bisa berjalan, kami ingin Anda datang ke ruanganyang didedikasikan untuk para syuhada, melihat apakah Anda bisa mengenali mereka. Mimpi burukku menjadi kenyataan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: hallo.id
Artikel Terkait
Kepsek Ungkap Alasan Pecat Vokalis Sukatani, Cara Ngajar Novi Twister Angel saat Jadi Guru Terkuak
Pernyataan Band Sukatani Usai Tarik Lagu Bayar Bayar Bayar, Kabarkan Kondisi Membaik di Ruang Aman
Antara Harapan dan Kekecewaan Menuju Indonesia Emas 2045
Kepala Daerah Tidak Ikut Retret: Petugas Partai atau Petugas Rakyat, Jangan Ada Negara Dalam Negara