Pasca Erupsi, Gunung Semeru Terlihat Sering Tertutup Kabut, Warga Diminta Jauhi Zona Merah

paradapos.com – Setelah kembali mengalami erupsi, aktivitas vulkanik Gunung Semeru terlihat masih fluktuatif.

Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Lumajan.

Sebelumnya pada Senin (25/12/2023) Gunung Semeru kembali mengalami erupsi berupa letusan yang disertai luncuran awan panas.

Baca Juga: Simak Jadwal Bola Besok, Rabu 27 Desember 2023 : Ada Chelsea vs Crystal Palace

Dari hasil pengamatan periode Selasa 26 Desember 2023, dari pukul 06.00 - 12.00 WIB, secara visual Gunung Semeru didominasi tertutup kabut.

Beredar Foto dan Video Gunung Semeru Kembali Luncurkan Awan Panas Guguran sejauh 3.000 Meter dari Puncak Jam 05.12 WIB, 25 Desember 2023.

"Letuasan, hembusan asap secara visual tidak teramati karena gunung kebanyakan tertutup kabut," tulis Liswanto A.P dalam laporannya.

Namun meski begitu, sejumlah aktivitas vulkanik masih terekam di Seismograf PVMBG yang menunjukkan masih tingginya aktivitas vulkanik Gunung Semeru.

Baca Juga: Oknum 'Mandi' Beras Viral dan Dapat Kecaman, Perum Bulog Janji Akan Beri Tindakan Tegas

Di antaranya, dalam enam jam terakhir terekam 12 kali letusan, 1 kali guguran, 2 kali hembusan, 5 kali tremor harmonik dan 1 kali vulkanik dalam.

Dengan status gunung masih bertahan di level 3 Siaga, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono memberi peringatan kepawa para warga.

Yudhi menghimbau agar warga tetap waspada terhadap sejumlah potensi bahaya erupsi yang bisa saja muncul sewaktu-waktu dari Gunung Semeru.

"Tentu, kami menghimbau warga tetap patuh pada rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG, agar aman dari semua potensi bahaya dari Gunung Semeru," jelas Yudhi.

Baca Juga: Cuma 25 Menit dari Pelabuhanratu, Geyser Cisolok Wisata Semburan Air Panas Alami Satu-satunya di Indonesia

Pihaknya mengeluarkan rekomendasi jarak aman. Pertama dilarang adanya aktivitas dalam Radius 5 Kilo Meter dari kawah jonggring saloko, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).