paradapos.com - Sejumlah dealer yang menjual mobil listrik di Kota Serang menyebut, masyarakat di Banten selatan masih ragu untuk menggunakan kendaraan listrik.
Alasan masyarakat Banten selatan enggan beralih ke kendaraan listrik selain infrastruktur jalan yang belum memadai, ketersediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU juga masih sedikit.
Hanya berada di titik tertentu saja.
Berdasarkan data yang dihimpun Bantenrayacom ketersediaan SPKLU di Banten baru ada di 24 titik, dan di tahun 2024 pemerintah berencana akan menambah SPKLU sebanyak 105 unit.
Manajer Operasi Pemeliharaan dan Distribusi PLN UID Banten Beny Arie mengatakan, anggaran untuk pembuatan SPKLU sudah turun dari pemerintah, tinggal pelaksanaan pembangunan yang akan dilakukan pada tahun 2024.
"Pembangunan SPKLU ini bukan tugas PLN, kita memancing dan memberikan stimulus pemerintah untuk membuat SPLKU, dan sudah turun anggaranya," kata Beny beberapa waktu lalu.
Beny melanjutkan, PLN juga sudah bekerja sama dengan dealer yang menjual kendaraan listrik, dengan memberikan diskon 30 persen untuk pembuatan home charger.
"Ini merupakan upaya PLN untuk mendukung masyarakat menggunakan mobil listrik," imbunhnya.
Baca Juga: Dua Hari Arus Mudik Nataru, 61.965 Orang Keluar Pulau Jawa ke Sumatera Melalui Pelabuhan Merak
Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, biaya pengisian daya kendaraan listrik ini lebih murah dibandingkan pengisian bensin pada mobil konvensional.
Setiap satu liter BBM setara dengan 1,3 kilo Watt hour (kWh) listrik. Harga bensin per satu liter sekitar Rp 7.000 sampai Rp 8.000, sementara tarif listrik per satu kWh hanya sekitar Rp 1.400-an.
Artinya, penggunaan mobil listrik lebih hemat dibandingkan dengan mobil dengan BBM.
Dikonfirmasi secara terpisah, Direktur Utama DFSK Serang Edwin Siantar mengatakan, akan memberikan pelanggan mobil listrik berupa pemasangan home charger gratis, dengan biaya yang bisa dihemat sebesar Rp28 juta.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bantenraya.com
Artikel Terkait
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Bocor, Sudirman Terpidana Kasus Vina Terciduk Lagi Asik di Hotel bukan di Sel, Benarkah?
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!