Lagi-lagi Ditabrak! Jembatan Mahakam I Alami Kerusakan Serius

- Minggu, 27 April 2025 | 10:35 WIB
Lagi-lagi Ditabrak! Jembatan Mahakam I Alami Kerusakan Serius

Jembatan Mahakam I, Samarinda kembali mengalami insiden tabrakan tepatnya pada Sabtu (26/04/2025) malam. Kabar itu beredar di media sosial (Medsos) Instagram.

Salah satu akun yang mengunggah kabar itu ialah @info_samarinda_. Admin dari akun itu memposting video yang diduga merupakan pengecekan langsung di Jembatan Mahakam I, Samarinda.

Nampak dalam video, fender jembatan terlihat bengkok. Bahkan karet penyangganya juga hancur akibat ditabrak.

"Tuh-tuh, nih yang dia (kapal) tabrak nih. Nih, larutnya ke sini dia. Nah ini yang dia hajar, peyot sudah nah," ucap Abdul Giaz, Anggota Komisi II DPRD Kaltim, yang merekam kondisi jembatan dan diunggah ulang oleh akun tersebut, Minggu (27/04/2025).

Dalam videonya, Abdul Giaz nampak prihatin dengan kondisi jembatan. Ia terus merekam dan menunjukkan sisi-sisi fender jembatan.

"Ya Allah ay, peyot nah pilarnya. Tuh pilar paling depan. Ini juga, hancur. Hancur. Haduh, kuat-kuat yah (jembatan). Ini jelas kelihatan, hancur sudah, astagfirullah. Bismillah, mudahan kuat terus jembatan, kuat terus," lanjutnya.

Dalam unggahan tersebut, admin juga menuliskan keterangan.

Admin menjelaskan soal kondisi Jembatan Mahakam I dan memberikan harapan agar kondisi tersebut bisa diatasi dan tidak terjadi hal-hal buruk oleh masyarakat Samarinda.

"Komisi 2 DPRD Kaltim @abdulgiaz99 lakukan pengecekan bersama Pol Airud Kota Samarinda. Pasca Jembatan Mahakam Lama Ditabrak oleh ponton pada Sabtu malam. 26/04/25. Terlihat nampak fender Jembatan sisi Samarinda Seberang alami Bengkok dan Karet penyangga hancur. Yang kuat yah Jembatan Mahakam lama. Semoga segera di atasi, jangan sampai kejadian hal-hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat Samarinda. Dalam waktu dekat, akan segera dilakukan RPD bersama DPRD Kaltim Komisi 2 @abdulgiaz99 bersama pihak terkait dan Pemerintah setempat. Video diambil tadi pagi. Minggu, 27 april 2025.pukul 08.00 Wita," tulisnya.


Tanggapan warganet

Warganet yang melihat unggahan itu lantas ramai memberikan tanggapan. Banyak dari mereka menuliskan komentar tak terduga.

"lagi dan lagi," ucap @artz_*****.

"Ya Allah," sebut @maida*****.

"Menunggu wayahnya haja lagi..," tutur @ibn_b*****.

"Anggaran lagi ....," sindir @moham*****.

"Gimana tanggung jawab perusahaan yg menabrak," tegas @dodi_*****.

"Klo nabrak jemb.mahakam itu ada hukuman & denda berupa uang ga ya? Klo ada.. uang dendanya dipakai buat safety jembatan lagikah? Uda kesekiannya kali ditabrak lho ini... Apa solusi konkretnya pencegahannya neh agar ga terulang?," tanya @1tqon*****.

"Bang...tolong di kawal juga biaya ganti rugi atas insiden ini uangnya lari kemana ya bang....semoga aja dana sanksi nya betul" buat perbaikan pilar jembtan tersebut," pinta @annys*****.

Farid Nurrahman tentang Jembatan Mahakam 1: Jika Melewati Umur Strukturnya, Harus Dibangun Baru

Pada Minggu (16/02/2025) lalu, terjadi insiden di Jembatan Mahakam 1 yang menyebabkan penutupan sementara akses jalan untuk dilakukan perbaikan struktur.

Hal ini terjadi karena kapal tongkang Indosukses 28 menabrak beton pada pilar 3 jembatan dan akhirnya tersangkut setelah menghantam pilar 2.

Kapal muatan tersebut kemudian ditarik menggunakan tugboat MTS 28 serta didampingi oleh TB Herlin 19 yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

Dampak dari tabrakan itu langsung dirasakan oleh masyarakat Samarinda yang tengah menyebrang, sehingga mengakibatkan kepanikan akibat getaran yang cukup kuat.

Perlu diketahui, jembatan berusia 38 tahun ini telah mengalami 22 kali tabrakan sebelumnya, dan beberapa kali fender jembatan bahkan sudah hilang.

Mendengar kabar tersebut, pemerintah daerah segera merespon agar tidak terjadi korban.

Pada Jumat (28/02/2025), akses menuju Jembatan Mahakam 1 pun ditutup, guna melakukan sterilisasi area serta pemeriksaan struktur jembatan pasca tertabrak.

Akibat penutupan tersebut, para pengendara dialihkan ke Jembatan Mahakam 4 selama berlangsungnya audit, yang kemudian menimbulkan kemacetan panjang, baik di arah masuk maupun arah keluar.

Menurut Plt Kepala Dinas Perhubungan Kalimantan Timur (Dishub Kaltim), Irhamsyah, sistem rekayasa lalu lintas yang diterapkan belum berjalan optimal sehingga menyebabkan kemacetan pada Sabtu (22/02/2025).

"Setelah kami evaluasi, kemacetan yang terjadi cukup parah, bahkan antrean kendaraan mencapai lebih dari satu jam. Itu sebabnya, kami memutuskan bahwa saat pelaksanaan audit keselamatan nanti, jembatan tidak akan ditutup total,” ucap Irhamsyah, dikutip dari kaltimtoday.co–Jaringan Suara.com, Rabu (16/04/2025).

Berdasarkan percobaan tersebut, Dishub Kaltim memilih untuk menutup salah satu jalur dengan sistem buka-tutup, sehingga para pengendara tidak terlalu terganggu saat tim ahli melakukan pengujian secara menyeluruh.

“Belajar dari situ, kami memutuskan proses audit nanti tidak akan menutup jembatan sepenuhnya. Kami pakai sistem buka-tutup supaya arus kendaraan tetap berjalan meski terbatas,” jelasnya.

Menjelang audit yang dijadwalkan pada Selasa (04/03/2025), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk membahas permasalahan yang terjadi di Jembatan Mahakam 1.

Hasil RDP menunjukkan perlunya pembuatan perjanjian resmi yang memiliki kekuatan hukum antara pihak swasta yang akan menanggung biaya perbaikan dengan pemerintah, sebagai upaya preventif agar tidak terulangnya insiden seperti di Jembatan Tenggarong Kutai Kartanegara (Kukar) yang pernah menelan korban jiwa.

Pada Selasa (04/03/2025), uji ketahanan pun dilaksanakan dan menghasilkan bahwa kondisi Jembatan Mahakam 1 masih layak sesuai dengan standar pengujian.

Pengujian tersebut menggunakan truk bermuatan 10 ton untuk mengukur beban dinamis, termasuk pengujian gelombang frekuensi dan ketahanan terhadap turbulensi.

Dari insiden ini, Farid Nurrahman, Direktur Pusat Studi Perkotaan Planosentris Nusantara, menyatakan bahwa pemerintah daerah seharusnya meningkatkan pemeliharaan serta melakukan pengujian beban secara rutin.

“Tabrakan-tabrakan terhadap tiang-tiang jembatan itu pasti tidak bisa dihindari. Artinya dalam 1 tahun pasti ada error-nya dan itu berlaku bukan hanya jembatan di kota kita saja. Hampir seluruh jembatan yang tipikal kotanya sama seperti Samarinda ya ada mengalami hal-hal seperti itu,” jelas Farid pada Rabu (16/04/2025).

Upaya pemeliharaan dan pengujian rutin dilakukan sebagai langkah mitigasi untuk mencegah kejadian serupa, karena pengguna jembatan adalah pihak yang paling terdampak.

“Nah, itu kenapa dari sisi pemerintahnya itu dilihat, siapa yang berhak terhadap pemeliharaan itu,” katanya.

Farid juga menambahkan bahwa meskipun jembatan tersebut masih dapat digunakan, infrastruktur tersebut memiliki umur guna terbatas sehingga pada akhirnya mungkin diperlukan pembangunan jembatan baru. Ia mencontohkan kasus di kota-kota besar yang memiliki jembatan selama berabad-abad.

“Misalnya di Paris, di London kota-kota besar yang sudah ribuan tahun, pasti ada umur strukturnya. Kalau sudah melewati umur strukturnya, berarti perlu dibangun baru atau nanti struktur lamanya dibongkar itu juga bisa saja,” tuturnya.

Menurut Farid, sebelum membangun jembatan penghubung, harus dilakukan uji rekayasa untuk menspesifikasi kebutuhan pembangunan, sehingga dapat diperkirakan pula sarana pencegahan apabila terjadi insiden serupa.

Jembatan merupakan infrastruktur vital bagi kelancaran lalu lintas, perekonomian, serta penciptaan lapangan kerja dalam suatu wilayah.

“Makanya, proyek-proyek strategis itu juga nantinya akan mempengaruhi pembangunan jembatan sesuai dengan kebutuhannya,” pungkasnya.

Sumber: suara
Foto: Tangkapan layar video, kondisi Jembatan Mahakam I, Samarinda usai ditabrak. [Instagram/@info_samarinda_]

Komentar