Jembatan Mahakam I, Samarinda kembali mengalami insiden tabrakan tepatnya
pada Sabtu (26/04/2025) malam. Kabar itu beredar di media sosial (Medsos)
Instagram.
Salah satu akun yang mengunggah kabar itu ialah @info_samarinda_. Admin dari
akun itu memposting video yang diduga merupakan pengecekan langsung di
Jembatan Mahakam I, Samarinda.
Nampak dalam video, fender jembatan terlihat bengkok. Bahkan karet
penyangganya juga hancur akibat ditabrak.
"Tuh-tuh, nih yang dia (kapal) tabrak nih. Nih, larutnya ke sini dia. Nah
ini yang dia hajar, peyot sudah nah," ucap Abdul Giaz, Anggota Komisi II
DPRD Kaltim, yang merekam kondisi jembatan dan diunggah ulang oleh akun
tersebut, Minggu (27/04/2025).
Dalam videonya, Abdul Giaz nampak prihatin dengan kondisi jembatan. Ia terus
merekam dan menunjukkan sisi-sisi fender jembatan.
"Ya Allah ay, peyot nah pilarnya. Tuh pilar paling depan. Ini juga, hancur.
Hancur. Haduh, kuat-kuat yah (jembatan). Ini jelas kelihatan, hancur sudah,
astagfirullah. Bismillah, mudahan kuat terus jembatan, kuat terus,"
lanjutnya.
Dalam unggahan tersebut, admin juga menuliskan keterangan.
Admin menjelaskan soal kondisi Jembatan Mahakam I dan memberikan harapan
agar kondisi tersebut bisa diatasi dan tidak terjadi hal-hal buruk oleh
masyarakat Samarinda.
"Komisi 2 DPRD Kaltim @abdulgiaz99 lakukan pengecekan bersama Pol Airud Kota
Samarinda. Pasca Jembatan Mahakam Lama Ditabrak oleh ponton pada Sabtu
malam. 26/04/25. Terlihat nampak fender Jembatan sisi Samarinda Seberang
alami Bengkok dan Karet penyangga hancur. Yang kuat yah Jembatan Mahakam
lama. Semoga segera di atasi, jangan sampai kejadian hal-hal yang tidak
diinginkan oleh masyarakat Samarinda. Dalam waktu dekat, akan segera
dilakukan RPD bersama DPRD Kaltim Komisi 2 @abdulgiaz99 bersama pihak
terkait dan Pemerintah setempat. Video diambil tadi pagi. Minggu, 27 april
2025.pukul 08.00 Wita," tulisnya.
Tanggapan warganet
Warganet yang melihat unggahan itu lantas ramai memberikan tanggapan. Banyak
dari mereka menuliskan komentar tak terduga.
"lagi dan lagi," ucap @artz_*****.
"Ya Allah," sebut @maida*****.
"Menunggu wayahnya haja lagi..," tutur @ibn_b*****.
"Anggaran lagi ....," sindir @moham*****.
"Gimana tanggung jawab perusahaan yg menabrak," tegas @dodi_*****.
"Klo nabrak jemb.mahakam itu ada hukuman & denda berupa uang ga ya? Klo
ada.. uang dendanya dipakai buat safety jembatan lagikah? Uda kesekiannya
kali ditabrak lho ini... Apa solusi konkretnya pencegahannya neh agar ga
terulang?," tanya @1tqon*****.
"Bang...tolong di kawal juga biaya ganti rugi atas insiden ini uangnya lari
kemana ya bang....semoga aja dana sanksi nya betul" buat perbaikan pilar
jembtan tersebut," pinta @annys*****.
Farid Nurrahman tentang Jembatan Mahakam 1: Jika Melewati Umur Strukturnya,
Harus Dibangun Baru
Pada Minggu (16/02/2025) lalu, terjadi insiden di Jembatan Mahakam 1 yang
menyebabkan penutupan sementara akses jalan untuk dilakukan perbaikan
struktur.
Hal ini terjadi karena kapal tongkang Indosukses 28 menabrak beton pada
pilar 3 jembatan dan akhirnya tersangkut setelah menghantam pilar 2.
Kapal muatan tersebut kemudian ditarik menggunakan tugboat MTS 28 serta
didampingi oleh TB Herlin 19 yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia
(Pelindo).
Dampak dari tabrakan itu langsung dirasakan oleh masyarakat Samarinda yang
tengah menyebrang, sehingga mengakibatkan kepanikan akibat getaran yang
cukup kuat.
Perlu diketahui, jembatan berusia 38 tahun ini telah mengalami 22 kali
tabrakan sebelumnya, dan beberapa kali fender jembatan bahkan sudah hilang.
Mendengar kabar tersebut, pemerintah daerah segera merespon agar tidak
terjadi korban.
Pada Jumat (28/02/2025), akses menuju Jembatan Mahakam 1 pun ditutup, guna
melakukan sterilisasi area serta pemeriksaan struktur jembatan pasca
tertabrak.
Akibat penutupan tersebut, para pengendara dialihkan ke Jembatan Mahakam 4
selama berlangsungnya audit, yang kemudian menimbulkan kemacetan panjang,
baik di arah masuk maupun arah keluar.
Menurut Plt Kepala Dinas Perhubungan Kalimantan Timur (Dishub Kaltim),
Irhamsyah, sistem rekayasa lalu lintas yang diterapkan belum berjalan
optimal sehingga menyebabkan kemacetan pada Sabtu (22/02/2025).
"Setelah kami evaluasi, kemacetan yang terjadi cukup parah, bahkan antrean
kendaraan mencapai lebih dari satu jam. Itu sebabnya, kami memutuskan bahwa
saat pelaksanaan audit keselamatan nanti, jembatan tidak akan ditutup
total,” ucap Irhamsyah, dikutip dari kaltimtoday.co–Jaringan Suara.com, Rabu
(16/04/2025).
Berdasarkan percobaan tersebut, Dishub Kaltim memilih untuk menutup salah
satu jalur dengan sistem buka-tutup, sehingga para pengendara tidak terlalu
terganggu saat tim ahli melakukan pengujian secara menyeluruh.
“Belajar dari situ, kami memutuskan proses audit nanti tidak akan menutup
jembatan sepenuhnya. Kami pakai sistem buka-tutup supaya arus kendaraan
tetap berjalan meski terbatas,” jelasnya.
Menjelang audit yang dijadwalkan pada Selasa (04/03/2025), Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk
membahas permasalahan yang terjadi di Jembatan Mahakam 1.
Hasil RDP menunjukkan perlunya pembuatan perjanjian resmi yang memiliki
kekuatan hukum antara pihak swasta yang akan menanggung biaya perbaikan
dengan pemerintah, sebagai upaya preventif agar tidak terulangnya insiden
seperti di Jembatan Tenggarong Kutai Kartanegara (Kukar) yang pernah menelan
korban jiwa.
Pada Selasa (04/03/2025), uji ketahanan pun dilaksanakan dan menghasilkan
bahwa kondisi Jembatan Mahakam 1 masih layak sesuai dengan standar
pengujian.
Pengujian tersebut menggunakan truk bermuatan 10 ton untuk mengukur beban
dinamis, termasuk pengujian gelombang frekuensi dan ketahanan terhadap
turbulensi.
Dari insiden ini, Farid Nurrahman, Direktur Pusat Studi Perkotaan
Planosentris Nusantara, menyatakan bahwa pemerintah daerah seharusnya
meningkatkan pemeliharaan serta melakukan pengujian beban secara rutin.
“Tabrakan-tabrakan terhadap tiang-tiang jembatan itu pasti tidak bisa
dihindari. Artinya dalam 1 tahun pasti ada error-nya dan itu berlaku bukan
hanya jembatan di kota kita saja. Hampir seluruh jembatan yang tipikal
kotanya sama seperti Samarinda ya ada mengalami hal-hal seperti itu,” jelas
Farid pada Rabu (16/04/2025).
Upaya pemeliharaan dan pengujian rutin dilakukan sebagai langkah mitigasi
untuk mencegah kejadian serupa, karena pengguna jembatan adalah pihak yang
paling terdampak.
“Nah, itu kenapa dari sisi pemerintahnya itu dilihat, siapa yang berhak
terhadap pemeliharaan itu,” katanya.
Farid juga menambahkan bahwa meskipun jembatan tersebut masih dapat
digunakan, infrastruktur tersebut memiliki umur guna terbatas sehingga pada
akhirnya mungkin diperlukan pembangunan jembatan baru. Ia mencontohkan kasus
di kota-kota besar yang memiliki jembatan selama berabad-abad.
“Misalnya di Paris, di London kota-kota besar yang sudah ribuan tahun, pasti
ada umur strukturnya. Kalau sudah melewati umur strukturnya, berarti perlu
dibangun baru atau nanti struktur lamanya dibongkar itu juga bisa saja,”
tuturnya.
Menurut Farid, sebelum membangun jembatan penghubung, harus dilakukan uji
rekayasa untuk menspesifikasi kebutuhan pembangunan, sehingga dapat
diperkirakan pula sarana pencegahan apabila terjadi insiden serupa.
Jembatan merupakan infrastruktur vital bagi kelancaran lalu lintas,
perekonomian, serta penciptaan lapangan kerja dalam suatu wilayah.
“Makanya, proyek-proyek strategis itu juga nantinya akan mempengaruhi
pembangunan jembatan sesuai dengan kebutuhannya,” pungkasnya.
Sumber:
suara
Foto: Tangkapan layar video, kondisi Jembatan Mahakam I, Samarinda usai
ditabrak. [Instagram/@info_samarinda_]
Artikel Terkait
MENARIK! Bola Panas Pencopotan Gibran Makin Bergulir, Hendropriyono Kasih Sinyal Kuat
VIRAL Pendukung Gibran Olok-Olok Try Sutrisno, Bikin Warganet Se-Indonesia Geram!
Video Call Baju Kuning Warung Madura Full Durasi 2 Menit 47 Detik Masih Viral, Ternyata Begini Ceritanya
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Gibran Bisa Dimakzulkan