Selain di Cianjur, Siswa SD di Sultra Muntah-Muntah Usai Santap Ayam Krispi dari MBG

- Sabtu, 26 April 2025 | 08:50 WIB
Selain di Cianjur, Siswa SD di Sultra Muntah-Muntah Usai Santap Ayam Krispi dari MBG


Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah dengan tujuan mulia untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah, kembali menuai sorotan. 

Setelah sebelumnya heboh kasus di Cianjur, kini insiden serupa terjadi di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Pada Rabu pagi, 23 April 2025, suasana di SD Negeri 33 Kasipute yang biasanya ceria mendadak berubah menjadi kepanikan. 

Sejumlah siswa berlarian keluar dari kelas, sebagian menangis, sebagian lagi memuntahkan makanan yang baru saja mereka santap. Dari rekaman video yang beredar luas di media sosial, terdengar suara guru-guru yang berusaha menenangkan anak-anak sambil mengungkapkan keprihatinan.

“Siapa yang muntah-muntah, Nak? Iya, sama, daging ayamnya hitam juga,” ucap seorang guru dalam video tersebut dikutip akun TikTok @kendariinfo pada Sabtu (26/4/2025. Guru lainnya menambahkan, “Anak-anak muntah semua, di kelasku juga muntah-muntah.”

Dalam video itu juga terlihat beberapa anak masih melanjutkan makan, sebelum akhirnya dihentikan oleh para guru. Mereka mengimbau agar ayam krispi yang disajikan tidak dimakan, melainkan disimpan kembali.
@kendariinfonews Sejumlah pelajar di Sekolah Dasar (SD) Negeri 33 Kasipute di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) muntah-muntah usai menerima makanan bergizi gratis (MBG), Rabu (23/4/2025) pagi. Dari sejumlah video yang diterima media ini, sekelompok siswa dan siswi SDN 33 Kasipute ini tampak berlarian ke luar kelas. Mereka memuntahkan makanan yang merupakan program MBG. Beberapa di antara pelajar itu tampak menangis. Namun di ruang kelas yang lain, ada yang fokus makan menikmati hidangan yang mereka terima. Dari video itu juga, salah satu guru menginstruksikan kepada seluruh siswa agar tidak memakan daging ayam yang diterima, sebab kondisinya busuk dan sudah hitam. “Simpan saja kembali di tempatnya, jangan dimakan ayamnya. Biar juga di kelas ku, muntah-muntah anak-anak,” ujar salah satu guru yang merekam video itu. Sementara itu, keluarga salah satu pelajar berinisial M (43), mengatakan siswa-siswi di sekolah itu mendapatkan makanan yang merupakan program MBG dari pemerintah. Hanya saja, kondisi daging ayam yang diberikan tidak layak makan, sehingga siswa-siswi di sana memuntahkannya. “Makanan dari program makan gratis itu. Tadi dibagikan, sekarang banyak mi yang muntah itu anak-anak, keponakanku satu orang,” ujar dia. #kendariinfo #bombana #mbg #sultra ♬ suara asli - kendariinfo
“Simpan di tempatnya, tidak usah dimakan,” kata seorang guru dengan nada tegas sambil menunjukkan potongan ayam yang tampak kehitaman. “Bau betul, kasihan,” tambahnya.

Menurut keterangan yang dihimpun, makanan yang dikonsumsi anak-anak itu merupakan bagian dari distribusi MBG. Daging ayam yang diduga sudah rusak, terlihat dari warnanya yang hitam dan baunya yang busuk membuat para siswa mengalami mual dan muntah.

Kasus ini sontak menyulut reaksi keras dari masyarakat, terutama di media sosial. Banyak netizen yang menyayangkan kejadian tersebut, bahkan mempertanyakan kesiapan dan pengawasan dalam pelaksanaan program MBG.

“MBG memakan korban lagi! Siswa SDN di Sultra muntah-muntah usai makan MBG. Daging ayam diduga berwarna hitam dan berbau busuk. Evaluasi, Pak @Prabowo!” seru akun @mdy**** di media sosial X.

Tak sedikit pula yang menyoroti masalah kualitas penyedia katering dalam program ini. 

“MBG itu bagus tujuannya. Tapi tolong dicek lagi vendor kateringnya. Kalau belum siap, jangan dipaksakan. Ini nama negara jadi jelek, kasihan anak-anak yang jadi korban,” ujar @sch****.

Di tengah riuhnya komentar, muncul pula kritik yang lebih mendalam soal konsep besar program MBG ini. Sejumlah netizen menganggap bahwa solusi untuk meningkatkan gizi anak tidak cukup dengan membagikan makanan gratis, melainkan dengan memperbaiki akar permasalahan ekonomi.

“Kayaknya MBG belum cocok diterapkan di Indonesia. Lebih baik sediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya supaya orang tua bisa penuhi kebutuhan gizi anak sendiri,” tulis @muh****.

Ada juga usulan untuk memperkuat sektor pertanian dan perikanan nasional agar bahan pangan bergizi bisa lebih mudah dan murah diakses oleh masyarakat. 

“Support pertanian, perikanan, pupuk, dan pendidikan. Biar bahan pangan murah dan keluarga bisa masak sehat sendiri. Kalau mau tracing gizi, biayai RT buat cek gizi harian di rumah-rumah warga,” kata @blo****.
Kasus di Bombana ini mempertegas bahwa implementasi program MBG membutuhkan evaluasi serius, tidak hanya soal distribusi dan kualitas makanan, tetapi juga tentang sistem pengawasan yang ketat di lapangan. 

Apalagi, makanan yang dikonsumsi anak-anak ini berkaitan langsung dengan kesehatan dan keselamatan mereka. Pemerintah memang memiliki niat baik untuk mencegah stunting dan kekurangan gizi, namun jika eksekusi di lapangan bermasalah, tujuan itu justru bisa berbalik menjadi bencana baru. 

Saat ini masyarakat menunggu langkah cepat dari pihak berwenang, terutama untuk melakukan evaluasi vendor penyedia makanan, memperbaiki sistem monitoring, serta memastikan kasus serupa tidak terulang.

Sumber: suara
Foto: Selain di Cianjur, Siswa SD di Sultra Muntah-muntah Usai Santap Ayam Krispi dari MBG (TikTok)

Komentar