PARADAPOS.COM - Polemik soal keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali memanas.
Namun bukan hanya soal dokumen, kini publik dibuat bingung oleh satu pertanyaan yang tak kalah pelik, apa sebenarnya gelar akademik Jokowi—Insinyur atau Doktorandus?
Jejak ketidakjelasan ini bermula sejak Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Dalam sejumlah dokumen dan kegiatan resmi antara tahun 2005 hingga 2011, Jokowi sering tercatat dengan gelar Drs. alias Doktorandus.
Salah satunya terekam dalam foto kunjungan ke PT Sritex Sukoharjo tahun 2006, di mana ia disebut sebagai “Drs. Joko Widodo.”
Keterangan serupa juga disampaikan oleh Edi Cahyanto, panitia Kongres Pengusaha Muslim Indonesia 2011.
Ia mengaku gelar Doktorandus Jokowi tercantum jelas dalam surat resmi panitia dan backdrop acara pembukaan kongres.
Namun, pada tahun 2012 saat mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta, gelar Jokowi mendadak berubah menjadi Ir. (Insinyur).
Gelar ini hanya diberikan kepada lulusan fakultas teknik atau kehutanan di sejumlah universitas, termasuk Universitas Gadjah Mada (UGM).
Perubahan drastis inilah yang mengundang kecurigaan banyak kalangan, termasuk pengamat politik Prof. Ikrar Nusa Bhakti dan Selamat Ginting.
“Kok bisa gelar berubah? Ini bikin bingung. Mana yang benar, Drs. atau Ir.?” kata Ginting dalam sebuah wawancara di Forum Keadilan TV.
Menambah kerumitan, beredar pula daftar peserta Sipenmaru Fakultas Kehutanan UGM tahun 1980—tahun yang disebut Jokowi sebagai masa awal kuliahnya.
Anehnya, nama Joko Widodo tidak tercantum dalam daftar tersebut.
Bambang Tri, penulis buku kontroversial Jokowi Undercover, kembali menuding bahwa Jokowi tidak pernah mengenyam bangku kuliah dan bahkan tidak memiliki ijazah SMA.
Menurutnya, gelar akademik Jokowi hanyalah klaim sepihak yang tidak pernah benar-benar bisa dibuktikan.
Sementara itu, pihak Universitas Gadjah Mada tetap bersikukuh membela keaslian ijazah Jokowi.
Namun banyak yang mempertanyakan kenapa UGM begitu aktif dalam membela, padahal tak pernah digugat secara resmi.
Tim hukum Jokowi pun menegaskan tidak akan menunjukkan ijazah asli sang presiden kecuali atas perintah pengadilan.
Meski begitu, pada 16 April 2025, Jokowi dikabarkan telah memperlihatkan ijazahnya secara terbatas kepada beberapa wartawan di Solo—tanpa boleh difoto atau direkam.
Kini publik kembali bertanya-tanya: jika Jokowi benar lulus pada tahun 1985, siapa rektor UGM saat itu yang mengesahkan ijazah tersebut?
Tahun itu, UGM dipimpin oleh Prof. Teuku Jacob, sementara pada 2012, rektor dijabat oleh Prof. Sudjarwadi dan kemudian Prof. Pratikno—yang kini menjadi menteri di kabinet Jokowi.
Polemik gelar antara Insinyur dan Doktorandus ini bukan sekadar soal administrasi.
Ia menyentuh persoalan integritas, transparansi, dan kepercayaan publik terhadap pemimpin negara.
Publik masih menanti jawaban yang jelas dan tegas—siapa sebenarnya Jokowi saat di kampus: Ir. atau Drs.?
TAGS
Sumber: Sawitku
Artikel Terkait
Paula Verhoeven Usai Disebut Selingkuh dari Baim Wong: Beliau Juga Melakukan Itu
Matahari Kembar Jokowi-Prabowo: Siapa Bosnya?
IPW Kritik Penetapan Tersangka Jurnalis JakTV: Ancaman Serius Terhadap Kebebasan Pers
Mensesneg: Prabowo Kirim Jokowi Sebagai Utusan ke Vatikan, Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus