Viral Pria Gendong Ibu Saat Tawaf Banjir Pujian: Uwais Al Qarni Masa Kini

- Selasa, 15 April 2025 | 01:55 WIB
Viral Pria Gendong Ibu Saat Tawaf Banjir Pujian: Uwais Al Qarni Masa Kini


Sebuah video yang memperlihatkan momen mengharukan ketika seorang anak rela menggendong sang ibu saat melaksanakan tawaf di sekitar ka'bah, Mekkah viral di media sosial.

Video viral yang dibagikan oleh akun TikTok @duniapunyacerita_ itu menunjukkan seorang pria yang memakai baju serba putih itu menggendong sang ibun yang terlihat telah berumur saat tawaf mengelilingi ka.

Meskipun tampak kesulitan dan kelelahan pria yang juga sudah tak muda itu tetap semangat menggendong sang ibu di pundaknya. 

Bahkan hal tersebut membuat seorang jamaah pria dari luar negeri menepuk pundaknya dan mendoakannya seolah kagum dengan sikapnya itu.

Melihat video tersebut, warganet pun banyak memberikan pujiannya kepada pria yang menggendong ibundanya saat tawaf mengelilingi kabah itu.
@duniapunyacerita_

Pria asal Indonesia menggendong ibunya saat tawaf di sekitar ka'bah di Makkah, momen ini menuai pujian dari netizen karena menunjukan bakti dan cinta kasih seorang anak ke pada orangtua. 🎬/ojinvinito77

♬ suara asli - Dunia Punya Cerita
a"dia tau ad kursi roda.. tp dia berpikir kapan lg berbakti kepd orangtua," kata akun @Fi***ah mengomentari unggahan tersebut.

"saya menyebutnya tampan dan pemberani," timpal @s*** tampak memuji pria dalam video viral itu.

"(emoji nangis 3x) KLO tentang orang tua kenapa air mata langsung turun," imbuh @As***el terharu usai menyaksikan video tersebut.

"Uwais Al qarni jaman sekarang (emoji senyum)," tulis @Ci***12 mengingat kisah Uwais Al Qarni di zaman Nabi Muhammad SAW. "jadi keingat uwais," ungkap @FA***KI ikut berkomentar.

Baca Juga: Turis Rusia Nekat! Aksi Gila Naik Kereta Batu Bara Babaranjang Viral!

Siapa Uwais Al-Qarni?

Diketahui, Uwais al-Qarni adalah seorang tabi'in yang hidup pada zaman Muhammad tapi tidak sempat bertemu Nabi. Berasal dari penduduk Qarn, Bareq, Asir, wilayah Arab Saudi (sekarang) dekat perbatasan di Yaman. 

Uwais al-Qarni sangat rindu kepada Muhammad, tetapi lebih memilih untuk berbakti kepada ibunya yang lumpuh.

Uwais Al-Qarni sangat dihormati karena sejarah kesalehannya, khususnya kesalehan dalam berbakti yang legendaris, yang mendorong komunitas Muslim di era selanjutnya mengungkapkan penghormatan mereka dalam berbagai cara karena Nabi Muhammad telah memberikan kabar gembira tentang perilaku moral dan etikanya sebagai mu'min.

Dianugerahi gelar "Khayr al-Tabi'in" atau Tabi'in terbaik oleh Muhammad sendiri dalam rangkaian riwayat hadis yang dicatat oleh Shahih Muslim dan Kitab al-Wafi bi'l-Wafayat dari Safadi.

Kerendahan hatinya karena tidak mencari ketenaran dan kesalehannya dalam sejarah mendorong penyair Arab untuk menganugerahkannya sebagai "Majhul an fi al Ardh, Ma'rufin fi as-Samaa" yang diterjemahkan sebagai "tidak dikenal di bumi (di antara manusia), tetapi terkenal dan diakui di dunia langit (demi Allah dan Malaikat-Nya)".

Penilaiannya sebagai Tabi'in terbaik datang dari an-Nawawi dalam bukunya, Al-Minhaj bi Sharh Shahih Muslim, di bagian komentar hadis berasal dari Umar bin Khattab yang dicatat oleh Muslim bin al-Hajjaj yang menyebutkan nubuat dari Muhammad yang memuji Uwais, meskipun tidak pernah melihatnya.

Sementara ad-Dhahabi memuji Uwais sebagai “Sang suri teladan, pemimpin Tabi'un pada masanya”. Hakim an-Naisaburi memberikan komentar singkat dalam bukunya, bahwa Uwais adalah "rahib umat".

Kebajikan lain yang dipujikan pada Uwais adalah hadis lemah dari 'Abdullah ibn Abi'l-Jad'a' tentang keutamaan syafaat dari Uwais saja lebih baik daripada seluruh Bani Tamim, yang dikomentari oleh Hasan al-Bashri bahwa hadis itu secara khusus berisi pujian untuk Uwais. 

Dalam warisan arsitektur, ada masjid yang dinamai Uwais di Mosul, Irak, tetapi dihancurkan pada tahun 2014.

Di zaman modern, Muhammad Hassan Haniff menegaskan kasus Uwais merawat ibunya sendirian dan tidak hijrah ke Madinah sebagai kasus penyangkalan ideologi ekstremis ISIS, menunjukkan perilaku Uwais yang tidak segera bermigrasi ke wilayah kekhalifahan dan tidak segera berjihad selama tahun-tahun pertama Islam karena ia mengutamakan ibunya yang sudah lanjut usia, yang disetujui oleh Muhammad dan para sahabat, sebagai sanggahan bahwa ideologi ISIS cacat menurut ajaran Islam.

Sumber: suara
Foto: Tangkapan layar video viral pria menggendong ibu saat tawaf mengelilingi Kabah. [TikTok @duniapunyacerita_]

Komentar