Polemik Ijazah Jokowi: Habis Ijazah Palsu, Terbitlah Ijazah Hilang

- Senin, 14 April 2025 | 05:10 WIB
Polemik Ijazah Jokowi: Habis Ijazah Palsu, Terbitlah Ijazah Hilang


Polemik Ijazah Jokowi: 'Habis Ijazah Palsu, Terbitlah Ijazah Hilang'


Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen, Dr. KRMT Roy Suryo, menyoroti perkembangan terbaru menjelang acara “Halal Bi Halal Istimewa” yang dijadwalkan berlangsung di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa, 15 April 2025. 


Acara ini ramai dijuluki warganet sebagai “Geruduk UGM” karena kaitannya dengan kontroversi ijazah Presiden RI ke-7, Joko Widodo (JkW).


Menurut Roy Suryo, berbagai manuver informasi mulai bermunculan dari pihak UGM, termasuk pernyataan dari Guru Besar Hukum Pidana, Prof. Dr. Markus Priyo Gunarto, yang membuka kemungkinan bahwa ijazah JkW sempat hilang lalu dicetak ulang. 


Klaim ini dianggap Roy bertentangan dengan pernyataan Prof. Markus sebelumnya yang menyebut ijazah bersifat einmalig atau hanya dapat dicetak sekali.


Roy menyebut, teknologi seperti Error Level Analysis (ELA), serta perangkat berbasis Scientific Crime Identification (SCI) telah digunakan untuk menganalisis foto ijazah yang dipublikasikan oleh kader Partai Solidaritas Indonesia. 


Hasilnya, pas foto dalam ijazah tersebut dinyatakan tidak cocok dengan wajah JkW dan justru sesuai dengan identitas seseorang bernama Dumatno Budi Utomo, yang disebut sebagai sepupu JkW.


“Hal ini menunjukkan adanya indikasi kuat rekayasa digital, dan seharusnya menjadi perhatian serius mengingat implikasi hukumnya sangat jelas, mulai dari KUHP hingga UU Sisdiknas,” tulis Roy dalam keterangannya.


UGM sendiri, dalam surat resmi yang ditandatangani Sdri. Fatma, telah menyatakan kesediaan menerima kunjungan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) pada 15 April 2025, pukul 08.00–09.00 WIB. 


Pertemuan akan dilakukan di Ruang 109, Fakultas Kehutanan, bukan di Gedung Balairung. 


UGM membatasi jumlah delegasi maksimal lima orang, dengan alasan tengah berlangsung Ujian Tengah Semester.


Pertemuan tersebut rencananya tidak dihadiri Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, dan akan diwakilkan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Prof. Dr. Arie Sujito.


Roy menyayangkan sikap UGM yang dianggap kurang "njawani" dan tidak cukup terbuka terhadap permintaan klarifikasi publik, termasuk terkait verifikasi dokumen akademik JkW, seperti skripsi, KHS, hingga data yudisium.


Sementara itu, Roy juga menyinggung adanya tindakan intimidasi terhadap tokoh-tokoh yang kritis terhadap kasus ini, termasuk perusakan mobil Dr. Rismon Hasiholan Sianipar di Balige serta ancaman dari Ormas Rampai Nusantara. 


Di sisi lain, JkW telah menunjuk tim kuasa hukum yang terdiri dari sejumlah nama beken, termasuk Yakup Hasibuan dan Andra Reinhard Pasaribu.


Roy menegaskan, penggunaan teknologi AI dalam pengungkapan kebenaran menjadi salah satu aspek penting dalam kasus ini. 


Ia menutup pernyataannya dengan keyakinan bahwa kebenaran akan terungkap, meskipun banyak pihak berusaha menutupinya.


"Kalau memang asli, ya tetap asli. Tapi kalau palsu, mau direkayasa bagaimana pun, tetap akan terbongkar," tegas Roy.


Sumber: Askara

Komentar