ANEH! Pihak UGM Kini Berdalih Ijazah Jokowi Hilang, Pengamat Publik Desak Audit Forensik

- Jumat, 11 April 2025 | 17:00 WIB
ANEH! Pihak UGM Kini Berdalih Ijazah Jokowi Hilang, Pengamat Publik Desak Audit Forensik




PARADAPOS.COM - Polemik dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo memasuki babak baru.


Alih-alih menjawab keraguan publik dengan bukti sahih dan transparansi akademik, Universitas Gadjah Mada (UGM) justru terseret dalam kontroversi setelah seorang guru besar hukumnya menyatakan bahwa ijazah Jokowi asli tapi hilang.


Pernyataan ini disampaikan oleh Prof. Dr. Markus Priyo Gunarto, SH, MHum—guru besar hukum pidana UGM—yang mengklaim bahwa ijazah Jokowi pernah ada, namun kini tidak lagi tersimpan di arsip kampus.


Menurut Markus, dokumen itu telah dibuat ulang. Namun, pernyataan ini menuai kritik dari kalangan pakar hukum hingga aktivis masyarakat sipil.


“Pernyataan seperti itu bukan klarifikasi, tapi justru bentuk pembelokan substansi,” kata seorang pengamat KUHP dan Aktivis Kebebasan Berpendapat Damai Hari Lubis.


“Dalam hukum pidana, dokumen resmi tidak bisa sekadar ‘diganti’ tanpa prosedur. Jika memang hilang, mana bukti laporannya? Mana berita acara kehilangan atau verifikasi forensik atas dokumen pengganti itu," Tanya Damai Hari Lubis.


Damai Hari Lubis menyayangkan narasi Markus yang dinilai lebih membela kekuasaan ketimbang prinsip kebenaran hukum.


“Narasi ini berbahaya. Ia bisa mengacaukan logika hukum masyarakat, seolah semua bisa dijustifikasi lewat tafsir pribadi guru besar, bukan lewat mekanisme ilmiah dan hukum yang ketat.”


Damai Hari Lubis menilai UGM—sebagai kampus kerakyatan—harusnya berdiri di pihak transparansi dan akuntabilitas.


“Opini semacam ini justru memberi kesan bahwa kampus tunduk pada kuasa, bukan pada nurani akademik.”


Hal senada diungkap oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), kelompok masyarakat sipil yang sejak 2022 aktif menggugat legalitas ijazah Presiden Jokowi.


Menurut mereka, klaim ijazah hilang tapi diganti tanpa dasar kuat justru memperkuat kecurigaan publik.


“Kalau memang hilang, mana arsip pembanding dari UGM? Kenapa tak ada pelibatan pusat studi forensik digital UGM untuk menelaah data digital yang sudah dipaparkan oleh pakar seperti Roy Suryo dan Rismon Sianipar?” ujar seorang aktivis TPUA.


TPUA telah menempuh jalur litigasi dan non-litigasi atas dugaan pemalsuan dokumen, bahkan hingga ke Mabes Polri.


Mereka mengklaim telah menyerahkan bukti digital forensik serta putusan pengadilan sebelumnya yang menguatkan gugatan mereka.


Jokowi Bakal Kelimpungan jika Disuruh Ungkap Lokasi KKN


Polemik soal keaslian ijazah Presiden Joko Widodo kembali memanas setelah dokter sekaligus aktivis, Tifauzia Tyassumah alias Dokter Tifa, melontarkan pertanyaan yang menyentil keras: di mana tepatnya Jokowi menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM)?


Melalui akun X pribadinya, Selasa, 8 April 2025, Dokter Tifa menggiring publik untuk fokus pada satu titik krusial yang menurutnya sulit direkayasa.


“Mulyono KKN di mana?” cuitnya, menyebut nama asli Presiden Jokowi.


Ia tak sekadar bertanya, tapi langsung menantang. Jika Jokowi berani menyebut satu lokasi KKN, kata Tifa, kemungkinan besar jawabannya akan keliru.


“Misalnya dia bilang, ‘Saya KKN di Desa Kalirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang’ — (itu tempat saya KKN, hehehe) — atau lokasi lain, saya berani bertaruh satu miliar persen jawabannya palsu,” sindirnya tajam.


Menurut Dokter Tifa, KKN bukan kegiatan sembarangan yang bisa dimanipulasi dengan mudah. 


Program ini melibatkan mahasiswa lintas jurusan, aparat desa, dan warga lokal. Artinya, banyak saksi hidup yang bisa mengonfirmasi atau membantah klaim lokasi.


“KKN bukan sekadar kumpulan 20 teman sefakultas yang bisa disogok dengan jabatan komisaris. Ini program besar dan terekam jelas oleh banyak pihak,” tegasnya.


Ia juga menekankan bahwa pada era 1980-an, KKN merupakan program intens selama dua bulan. 


Mahasiswa tinggal di rumah warga, berinteraksi langsung dengan masyarakat dan aparat desa. 


Dengan banyaknya saksi dan catatan lapangan, sangat sulit bagi siapa pun untuk mengarang cerita.


“Tidak ada kejahatan yang sempurna,” tulisnya.


Pernyataan Dokter Tifa sontak menambah tekanan terhadap Presiden Jokowi, yang sebelumnya telah membantah tuduhan ijazah palsu dan menyebutnya sebagai fitnah murahan.


Pihak UGM pun sudah berkali-kali memberikan klarifikasi, termasuk dari Dekan Fakultas Kehutanan, Sigit Sunarta, yang menyatakan bahwa ijazah Jokowi sah dan resmi.


Namun kini, sorotan bergeser. Bukan sekadar soal dokumen, tapi pada pengalaman langsung yang mustahil dilupakan, di mana dan dengan siapa Jokowi menjalani KKN?


Jika tidak mampu menjawab dengan jelas dan meyakinkan, Dokter Tifa yakin, Presiden akan kelimpungan menghadapi pertanyaan publik yang makin menajam.


👇👇


tags


Sumber: Sawitku

Komentar