PARADAPOS.COM - Nama Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua DPR RI, kembali menjadi sorotan publik setelah laporan investigasi yang diterbitkan oleh Tempo.co pada 6 April 2025 menyebut adanya dugaan keterlibatan politisi senior Gerindra ini dalam bisnis kasino di Kamboja, khususnya melalui perusahaan Golden Oasis Entertainment Ltd.
Laporan tersebut mengungkap bahwa Dasco pernah memiliki hubungan bisnis dengan operator kasino yang berbasis di wilayah Sihanoukville dan Poipet, dua kota di Kamboja yang dikenal sebagai pusat industri kasino dan perjudian online.
Meski begitu, tidak ada bukti langsung yang menunjukkan keterlibatan aktif Dasco dalam pengoperasian atau pengendalian praktik judi online saat ini.
Keterkaitan Masa Lalu, Bukan Bukti Peran Aktif Saat Ini?
Sumber Tempo menyebutkan bahwa keterkaitan Dasco dengan perusahaan kasino tersebut bersifat historis.
Artinya, keterlibatan itu diduga terjadi di masa lalu, dan belum ada informasi sahih yang membuktikan bahwa ia masih memiliki kendali atau kepemilikan dalam bisnis perjudian online yang sedang disorot saat ini.
Namun demikian, nama Dasco mencuat kembali di berbagai platform media sosial seperti X (dulu Twitter), memicu spekulasi publik tentang potensi keterlibatan elit politik Indonesia dalam jaringan judi online lintas negara.
Hubungan dengan Tokoh Lain dan Aset Kekayaan
Dalam diskusi daring, muncul dugaan adanya koneksi antara Sufmi Dasco Ahmad dan sejumlah tokoh lain.
Namun hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi atau bukti hukum yang menunjukkan adanya keterlibatan bersama dalam aktivitas perjudian online.
Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) terbaru, Sufmi Dasco Ahmad tercatat memiliki total kekayaan senilai Rp79.029.023.525.
Namun, tidak disebutkan secara spesifik apakah ada aset atau investasi yang terkait dengan bisnis kasino luar negeri.
Pembaca Harus Kritis
Meski laporan Tempo cukup kuat dalam mengungkap jejaring bisnis kasino yang melibatkan beberapa pengusaha dan tokoh Indonesia di Kamboja, masyarakat diminta tidak terburu-buru menarik kesimpulan tanpa proses hukum dan investigasi yang lengkap.
“Laporan ini masih berdasarkan hubungan bisnis masa lalu. Belum ada bukti kuat yang menunjukkan keterlibatan aktif atau pelanggaran hukum oleh Sufmi Dasco saat ini,” tulis seorang analis kebijakan publik di platform media sosial.
Kesimpulan Sementara
Nama Sufmi Dasco Ahmad dalam laporan investigasi Tempo memang dikaitkan dengan entitas bisnis yang bergerak di bidang kasino di Kamboja.
Namun, belum ada kepastian hukum atau bukti yang menguatkan dugaan bahwa ia terlibat langsung dalam jaringan judi online internasional saat ini.
👇👇
Wah Don Dasco, bener ada dong di dalam annual reportnya MSIN tahun 2022 https://t.co/HX9t132MVW pic.twitter.com/sZHWTnHgm3
— ニャージェダイ (@AquaReqia) April 6, 2025
Akhirnya ada petunjuk jelas dari @BocorAlusPol @tempodotco kenapa ada gelar "Don Dasco" ... Alhamdulillah, kebenaran pasti terungkap dan menang. soal waktu, biarlah, Allah Maha Kuasa pasti mengetahui yang terbaik. Kita usaha aja. Don Corleone ia dead.@unilubis @pangeransiahaan
— Haruan manau🤨 (@perangutan23) April 6, 2025
"Saya sudah lama dengar rumor Dasco sejak dokumen konsorsium 303 Sambo"
P
Halo semua. Bahagia dan sehat selalu setelah libur hari raya.
Main apa kita?
Saya baca liputan Majalah Tempo (7 April 2025) berjudul "Pengusaha dan Politikus Pengendali Jxxi Online di Kamboja" yang teasernya: "... Nama Sufmi Dasco Ahmad mencuat."
Saya cek apa dasar Tempo menulis begitu. Ternyata, mengutip laporan tahunan PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) tahun 2022 yang mencantumkan Dasco sebagai Komisaris Utama per 14 November 2022.
Tertulis: "Beliau memiliki pengalaman bisnis di berbagai negara, di antaranya di Vertex Eximus PTE. LTD, Singapura; Golden Oasis Entertainment LTD, Kamboja; Golden Oasis Real Estate, Kamboja; dan IGD Tex LLC di Wyoming, Amerika Serikat."
Berdasarkan investigasi Tempo, Golden Oasis diduga terhubung dengan bisnis kasxno dan jxxi online di Kamboja.
Saya sendiri sudah lama dengar rumor itu—setidaknya sejak dokumen konsorsium 303 beredar saat ramai kasus Sambo.
Tapi profil Dasco di laporan tahunan MSIN itu 'unik'!
Kok bisa, seorang yang ketika itu menjabat sebagai Wakil Ketua DPR, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, pernah menjadi Wakil Ketua Majelis Kehormatan Dewan (MKD) DPR 2014–2019; seorang bergelar doktor hukum dan rektor Universitas Kebangsaan Republik Indonesia, mencantumkan perusahaan-perusahaan itu sebagai portofolio bisnisnya—di laporan tahunan perusahaan publik pula?
Bukankah itu justru mempermalukan sekaligus membahayakan dirinya sendiri? Ini orang memang sengaja untuk legitimasi reputasi, atau memang sesungguhnya tidak paham karakter kendaraan offshore-like yang discreet? Jangan-jangan cuma sebagai kosmetik portofolio untuk bursa saja, biar kelihatan bagus?
Orang biasanya bikin LLC di Wyoming untuk sembunyi. Sebab: tidak wajib melaporkan pemilik manfaat (beneficial owner), tidak ada pajak negara, bisa pakai nominee member/manager, tidak perlu kantor fisik, bisa di-setting single-member LLC yang orang non-US pun bisa. Penggunaannya luas untuk perusahaan cangkang, asset protection, hingga struktur trust. Tidak mudah dilacak. Dan satu-satunya yang bisa dilihat adalah registered agent-nya—itu pun cuma nama depannya yang didaftarkan, bukan pemilik sebenarnya.
Bikin LLC kayak gitu tidak butuh gelar doktor hukum dan jabatan rektor. Bisa online juga. Saya bikin LLC di Wyoming secara daring dari salah satu agen, paket standar US$104 (Rp1,6 juta, kurs Rp16 ribu). Biaya tahunan cuma US$60 (Rp960 ribu).
Jika saya lanjut dengan bikin PTE LTD ala Singapura, maka saya bakal langsung kelihatan resmi dan bonafide, sehingga cocok untuk pitching, investor, banking—Vertex Eximus-nya bapak itu saja baru dibikin 2020. (Jika Anda terlihat sukses dan bonafide, maka Anda akan unggul dalam setiap perhelatan reuni sekolah, bukan?)
Kemudian: duit dari Kamboja masuk ke PTE LTD Singapura, lalu sebagian besar profit ditransfer ke Wyoming LLC sebagai pemegang saham pengendalinya. Lantas bisa diparkir di rekening offshore, ubah jadi crypto, investasi ke entitas lain (tech, real estate, hedge fund, dll)…
Begitulah makna kalimat "...memiliki pengalaman bisnis di berbagai negara..."
Jika generasi muda Indonesia mau ‘sukses’ seperti itu, caranya bukan dengan sekolah bisnis tinggi-tinggi atau merintis dari bawah, tapi masuk parpol dan rajin bagi-bagi sembako/bansos supaya menang pemilu.
Salam,
(Agustinus Edy Kristianto)
TAGS3
Artikel Terkait
Benarkah Permadi Arya Jadi Komisaris Anak Usaha Jasamarga? Publik Ngamuk ke Prabowo
Prabowo adalah TNI Demokratis
Prabowo Tak Perlu Susah Payah Satukan Megawati dan Jokowi
Tanggapi Komentar Babi Dimasak, Prabowo Akui Lengah karena Sibuk Kerja