Kecerdasan Buatan dan Teknologi Olah Pangan Diyakini Bisa Tingkatkan Produksi dan Solusi Lahan Pertanian yang Mulai Hilang, Ini Penjelasan Bulog

- Jumat, 22 Desember 2023 | 08:40 WIB
Kecerdasan Buatan dan Teknologi Olah Pangan Diyakini Bisa Tingkatkan Produksi dan Solusi Lahan Pertanian yang Mulai Hilang, Ini Penjelasan Bulog

paradapos.com - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyarankan penerapan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan teknologi pengolahan pangan untuk mengatasi permasalahan sektor pangan di Indonesia.

Bayu mengatakan AI sendiri sudah mulai diterapkan melalui program “Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur) sejak 2021 di Kementerian BUMN yang dipimpin Erick Thohir.

"Ada beberapa solusinya. Pertama kita kurang menerapkan teknologi seperti teknologi benih atau melalui AI yang bisa meningkatkan produktivitas. Ke depan kita harus perbanyak dan perkuat serta diberi masukkan teknologi untuk meningkatkan produksi pangan," kata Krisna Kamis 21 Desember 2023.

Baca Juga: Stok Beras Masih Aman Jelang Natal dan Tahun Baru, Bulog Salurkan Bantuan Pangan Hingga 35 Ribu Ton

Program Makmur sendiri memberikan pengawasan dan pendampingan intensif kepada petani.

Mulai dari pengelolaan budidaya tanaman, digital farming, hingga mekanisasi pertanian.

Selain itu, disiapkan juga akses permodalan, perlindungan risiko pertanian, serta adanya kepastian pembelian dengan harga kompetitif melalui offtaker.

Baca Juga: Bulog Jateng Telah Salurkan 65.035 Ton Beras Untuk SPHP, Stok Masih Aman Mencukupi

Solusi kedua adalah melalui penerapan teknologi pengolahan pangan.

Bayu menjelaskan bahwa dengan teknologi pangan memungkinkan Indonesia untuk diversifikasi pangan dengan hasil yang lebih baik.

Misalnya pengolahan singkong menjadi nasi yang dinilai memiliki nilai produksi lebih tinggi daripada beras.

"Singkong memproduksi karbohidrat paling tinggi per hektar. Padi mungkin hanya lima sampai tujuh ton udah hebat, singkong bisa 100 ton per hektar," sebutnya.

"Sekarang mungkin kurang diperhatikan, jadi sekitar 20 ton. 20 ton saja sudah lebih gede dari padi. Jadi kalau bikin singkong menjadi nasi harus masuk teknologi pangan," ujarnya dalam diskusi Indonesia Menuju Kedaulatan Pangan di Media Center Indonesia Maju.

Kedua strategi tersebut dinilai Bayu mampu mengatasi permasalahan mulai berkurangnya lahan pertanian.

Menurut data yang dimilikinya, Indonesia kehilangan 100 ribu hektar lahan pertanian setiap tahun yang beralih fungsi menjadi perumahan dan infrastruktur lainnya.

Meski demikian, Bayu menegaskan bahwa Perum Bulog hanya bisa memberikan saran dan mendorong pemerintah untuk menerapkan dua kebijakan tersebut.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suaramerdeka.com

Komentar