paradapos.com - Pengeboman Israel, operasi darat dan pengepungan seluruh penduduk di Jalur Gaza menyebabkan kerawanan pangan akut pada tingkat yang sangat parah.
Sekitar 85 persen populasi (1,9 juta orang) mengungsi dan dan banyak orang yang telah direlokasi berkali-kali.
Antara tanggal 24 November dan 7 Desember, lebih dari 90 persen penduduk Jalur Gaza (sekitar 2,08 juta orang) diperkirakan menghadapi kerawanan pangan akut tingkat tinggi.
Dikutip darii laman reliefweb, para pengungsi saat ini terkonsentrasi di wilayah geografis yang semakin kecil, kata Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) dalam sebuah laporan.
Terdapat risiko kelaparan dan risiko ini semakin meningkat setiap hari karena situasi perang yang intens,
Dan terbatasnya akses kemanusiaan saat ini terus berlanjut atau memburuk.
Peperangan yang terus berlanjut, semakin berkurangnya akses terhadap makanan, layanan dasar, dan bantuan penyelamatan nyawa,
Dan konsentrasi ekstrim atau isolasi orang-orang di tempat penampungan yang tidak memadai atau daerah tanpa layanan dasar merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko kerawanan pangan ini.
Disebutkan lebih dari 40% populasi (939.000 orang) berada dalam kondisi Darurat (IPC Fase 4) dan lebih dari 15% (378.000 orang) berada dalam Bencana (IPC Fase 5).
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: hallo.id
Artikel Terkait
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Bocor, Sudirman Terpidana Kasus Vina Terciduk Lagi Asik di Hotel bukan di Sel, Benarkah?
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!