Saladin, Pembebas Palestina Catatan Asro Kamal Rokan

- Jumat, 22 Desember 2023 | 04:40 WIB
Saladin, Pembebas Palestina  Catatan Asro Kamal Rokan

 

oleh:Asro Kamal Rokan

Wartawan Senior

MESIR tidak saja mumi Firaun, Piramid, dan Universitas Al Azhar, tapi juga citadel Salahuddin Al-Ayyubi. Berada dalam kota Kairo, citadel (benteng) ini sudah terlihat dari kejauhan. Bangunannya tinggi dan berada di atas Jabbal Muqattam. Dari benteng ini, pengunjung dapat melihat kota Kairo.

Memasuki benteng, ada pintu gerbang dan sejumlah menara. Tinggi dinding 10m dengan ketebalan tiga meter. Setiap menara — yang masing-masing berjarak seratus meter— terdapat lobang untuk pasukan pemanah. Salahuddin membangun benteng ini pada 1176 dan 1183 M, untuk melindungi kota Kairo.

Benteng kokoh berlapis tiga, yang terdiri pertahanan jarak jauh untuk pemanah dan meriam, kemudian ruang terbuka untuk pasukan, dan sejumlah lorong bercabang sekitar 2.000 meter. Di ruang bawah, ada ruangan untuk pasukan beragama Nasrani beribadah.

Di pelataran atas benteng itu kini berdiri Masjid Muhammad Ali Pasha. Masjid berasitektur Turki Ottoman ini didirikan pada 1830-1848, ketika Mesir dipimpin Muhammad Ali. Masjid ini memiliki dua buah menara dengan ketinggian 82 meter. Kubahnya mirip Masjid Biru di Istanbul, Turki. Pada 1976, UNESCO memjadikan benteng ini sebagai Situs Bersejarah Warisan Dunia.

 

Saya masuk ke benteng ini pada Oktober 2010, merasakan denyut para suhada di bawah pimpinan Salahuddin, yang berjuang pada Oktober 1187 merebut kembali kota suci Yerusalem, setelah 88 tahun dikuasai Pasukan Salib.

Saladin

Dunia Barat menamainya Saladin. Nama lengkapnya Yusuf bin Najmuddin al-Ayyubi, namun lebih populer dengan nama Salahuddin Al-Ayyubi. Dilahirkan di Tikrit, Irak, 1137 M, Salahuddin bukan asli Mesir, melainkan Kurdi, namun memimpin Mesir dan mendirikan Dinasti Ayyubiyyah, yang berkuasa di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, serta Mekkah.

Setelah menundukkan Dinasti Fathimiyah, yang Shiah, Salahuddin —yang dikenal juga sebagai ulama Sunni — ini menata pemerintahan baru di Kairo, yang berpusat di Bukit Muqattam, tempat yang kini dikenal sebagai Benteng Salahudin atau Qal’ah Salahuddin, Citadel of Salah al-Din. Salahuddin mendirikan banyak madrasah dan rumah sakit.

Salahuddin memperlihatkan ketangguhannya sebagai pemimpin dengan mematahkan serangan Tentara Salib dan pasukan Romawi Binzatium di Mesir. Pada Oktober 1187, Salahuddin — yang menyatukan pasukan Mesir dan Suriah — menyerang dan berhasil menguasai Yerusalem, yang selama 88 dikuasai pasukan Salib.

Kekalahan ini sangat memukul para pemipin negara-negara Eropa —Jerman, Prancis, Portugal, dan Inggris — yang tergabung dalam Pasukan Salib. Mereka menyiapkan pasukan yang dikomandoi Richard 1 (Richard Lion Heart) dari Inggris. Perang Salib lll pecah pada 1189-1192.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.suaramerdeka.com

Komentar