PARADAPOS.COM - Seorang pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) di Dusun Batu Jompang, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara (KLU) Rizkil Watoni (25) memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri pada Senin (17/3).
Korban selama ini bertugas di Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman KLU. Nasrudin, bapak dari korban menuturkan bahwa sebelum kejadian, korban mengalami masalah. Ia dituduh mencuri HP di gerai Alfamart Kayangan pada Jumat, 7 Maret 2025.
“Saat itu korban baru pulang kerja dan mampir di Alfamart. Dia ini punya dua HP dan saat berbelanja dengan spontan mengambil HP di meja kasir karena HP itu mirip dengan HP miliknya. Sesampainya di rumah korban langsung jualan es untuk berbuka. Korban sadar bawa HP orang setelah melihat video berisi rekaman CCTV yang menyebutkan dirinya mencuri HP di Alfamart,” tuturnya.
Setelah itu korban pergi menemui pemilik HP untuk mengembalikannya. Namun saat itu pemilik sudah melapor ke Polsek Kayangan. Tidak berselang lama polisi datang dan langsung mengamanlan Rizkil dan menyita HP yang telah dikembalikan ke pemiliknya tersebut. “Anak saya diborgol dari Alfamart dan dibawa ke Polsek Kayangan. Setelah itu anak saya dimasukkan ke sel selama satu hari satu malam,” bebernya.
Korban jelasnya dipulangkan setelah adanya kesepakatan damai antara kedua belah pihak. Namun setelah itu lanjut Nasrudin persoalan ternyata belum selesai. Sebab ada oknum polisi yang menghubungi korban bahwa kasusnya masih jalan. Korban jelasnya diminta mengakui perbuatannya dan menjalani proses yang tengah berjalan. “Anak saya tidak mau mengaku. Sebab seumur hidup dia tidak pernah maling. Dia bilang lebih baik mati atau penjara seumur hidup daripada harus mengakui dirinya maling,” ucapnya.
Nah terkait ada oknum polisi yang memintai korban uang, Nasrudin mengaku bahwa itu ia ketahui dari sepupu korban yang kerja di Bali bernama Sudianto. Sudianto mengaku pernah dihubungi korban untuk meminjam uang sebesar Rp 15 juta. “Anak saya ini bilang ke sepupunya lagi ada masalah dengan polisi dan dimintai uang Rp 14 juta,” ungkapnya.
Nasrudin kemudian mengaku tidak tahu seperti apa perkembangannya kemudian tiba-tiba anaknya tersebut memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. “Saya tahunya dia gantung diri setelah pulang berjualan keliling,” akunya.
Ia pun menyayangkan hal itu karena korban ini adalah tulang punggung keluarga dan belum menikah. Korban jelasnya sosok pekerja keras. Sebab setelah pulang dari kantor ia berjualan di rumah. Sejauh ini sudah banyak usaha yang dilakoni. Di masyarakat juga korban dikenal baik sehingga masyarakat yang mengetahui permasalahan yang dialaminya juga emosi dan pergi menyerbu Polsek Kayangan pada malam hari. “Namun terkait penyerangan ke Polsek itu saya tidak tahu karena saya sibuk mengurus tamu yang melayat ke rumah,” akunya.
Kapolres Lombok Utara, Agus Purwanta membenarkan adanya penyerbuan Polsek Kayangan oleh ratusan masyarakat. Kejadiannya kata dia sekitar pukul 18.30 WITA. “Saat itu ada 2 kendaraan dinas dibakar, 1 komputer, 1 laptop, pagar Polsek, kemudian ada kaca jendela pecah dan sebagainya,” ungkap Agus.
Ia mengaku belum mengetahui pasti motif dari penyerangan tersebut. Namun dugaan sementara karena adanya informasi salah yang diterima masyarakat sehingga secara spontan menyerang Polsek. Menurut perwira melati dua di pundaknya ini, tidak ada oknum polisi yang meminta korban menyerahkan uang.
“Hal tersebut tidak ada. Namun tetap kita melakukan penyelidikan termasuk motif dari penyerangan. Bila ada perkembangan lain nanti kami sampaikan,” ujarnya.
Untuk situasi saat ini kata dia sudah kondusif. Pihaknya sudah melakukan konsolidasi dengan tokoh masyarakat, sama-sama menahan warga agar tidak melakukan kegiatan serupa.
Untuk mencegah adanya penyerangan kembali, Polsek Kayangan kini dijaga ketat anggota Brimob, Sabhara Polda NTB hingga Polres Lombok Utara. “Alhamdulillah situasi sudah kondusif,” tutupnya.
Kasus ini sendiri mendapat perhatian Polda NTB. Informasi terkait adanya oknum melakukan pemerasan masih didalami. “Sementara masih didalami,” jelas Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Mohammad Kholid kepada Radar Lombok, Selasa (18/3).
Sumber: radarlombok
Artikel Terkait
Oknum Polisi di Sikka Pamer Alat Kelaminnya, Bujuk Siswi SMP Berhubungan, Imingi Uang Rp 1 Juta
Oknum Polisi di Sikka Kirim Foto Alat Vitalnya, Bujuk Siswi SMP Berhubungan, Imingi Uang Rp 1 Juta
Gibran, Nepotisme, dan Presiden 2029 (Yang Bodoh)
Darurat Ekonomi? Prabowo Panggil Luhut Cs ke Istana