JAKARTA (ekbistangsel): Slogan “Hari Ibu Bukan Sekedar Mother’s Day” aktif digaungkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) sejak tahun 2019, khususnya mendekati Peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan tanggal 22 Desember setiap tahunnya.
Tidak ada yang salah dengan mengucapkan Selamat Hari Ibu untuk setiap ibu di Indonesia, namun masyarakat perlu juga memiliki pemahaman lebih bahwa Hari Ibu adalah pengakuan dari eksistensi perjuangan para perempuan pejuang di masa kemerdekaan.
Hari Ibu lahir dari pergerakan perempuan pada Kongres Perempuan Pertama di Indonesia yang berlangsung 22 – 25 Desember 1928 di Yogyakarta.
Baca Juga: Sejarah dan Makna Peringatan Hari Ibu 22 Desember: Pejuang Kemerdekaan Sekaligus Pejuang Keluarga
Menjelang puncak acara Peringatan Hari Ibu ke-95, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengunjungi enam perempuan pejuang yang bertempat tinggal di kota Denpasar, Bali sekaligus memberikan tali kasih.
Keenam pejuang ini pernah bertugas di bagian logistik dan ada pula yang membantu penyaluran perlengkapan senjata di garis depan pertempuran. Para pejuang perempuan ini adalah :
1. Ni Nyoman Teplo ( 98 tahun )
2. Ni Nyoman Sembero ( 86 tahun)
3. Ni Ketut Runtji ( 93 tahun )
4. Ni Luh Gede ( 95 tahun )
5. Rossalyna Revida Nasution ( 76 tahun )
6. Ni Made Nganjungan ( 94 tahun ). Beliau dikunjungi di Rumah Sakit Wangaya Denpasar karena sakit.
Baca Juga: KPU Umumkan Dana Awal Kampanye Capres-Cawapres pada Pilpres 2024, Segini Jumlahnya
“Setiap tahun kami rutin melakukan anjangsana, memberikan tali kasih dan yang terpenting adalah berterimakasih atas kontribusi para pejuang perempuan hebat ini sehingga kita semua bisa merdeka,” ujar Bintang Puspayoga.
“Penting bagi kita untuk tidak melupakan perjuangan para pahlawan dan para anggota veteran. Satu hal utama yang patut dicontoh dari perempuan pejuang ini yaitu bahwa memperjuangkan kemerdekaan bukanlah hal yang mudah, butuh keberanian besar dan kegigihan yang tinggi. Semangat pantang menyerah ini yang harus dilanjutkan setiap perempuan di Indonesia, menjadi motivasi untuk bisa menjadi perempuan berdaya,” tambah Menteri PPPA.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: ekbistangsel.com
Artikel Terkait
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Bocor, Sudirman Terpidana Kasus Vina Terciduk Lagi Asik di Hotel bukan di Sel, Benarkah?
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!