MojokertoNetwork - Menyambut perayaan Natal 2023, salah satu tempat wisata di Semarang, Jawa Tengah, menciptakan pohon Natal yang mencengangkan. Pohon ini setinggi 13 meter dan terbuat dari bahan dasar yang unik, yaitu eceng gondok. Keberanian membuat pohon Natal dari bahan yang tidak lazim tersebut berhasil mencatatkan diri dalam rekor dunia MURI.
Berbeda dengan pohon Natal pada umumnya yang umumnya terbuat dari pohon cemara, pohon Natal ini menjadi sebuah inovasi yang menarik. Berdiri megah di salah satu tempat wisata di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pohon setinggi 13 meter ini menarik perhatian banyak pengunjung.
Baca Juga: Tragedi Kapal di Perairan Mamuju: Dua Orang Tewas, Puluhan Lainnya Selamat, Dua Masih Dalam Pencarian
Eceng gondok, tanaman liar yang biasanya tumbuh di danau dan rawa-rawa, diubah menjadi bahan dasar utama pembuatan pohon Natal ini. Proses kreatif ini menampilkan keberagaman dan kekayaan alam Indonesia. Pohon Natal tersebut juga dihiasi dengan ornamen yang memanfaatkan kearifan lokal, seperti kulit jagung, bunga cemara, dan hiasan lampu di puncaknya.
"Pohon Natal ini punya daya tarik tersendiri dengan menggunakan bahan eceng gondok yang melibatkan kearifan lokal dan ekosistem sekitar," ujar seorang pengunjung. Inovasi ini tidak hanya menciptakan atmosfer Natal yang berbeda, tetapi juga mendukung pengembangan ekonomi lokal.
Baca Juga: Antusiasme Tinggi, Tiket Kereta Api Menuju Yogyakarta dan Surabaya Ludes di Masa Libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024
Keunikan pohon Natal ini tidak hanya menjadi sorotan masyarakat setempat, tetapi juga berhasil masuk dalam Museum Rekor Dunia Republik Indonesia (MURI). Kegiatan ini melibatkan puluhan pelaku UMKM, mulai dari petani eceng gondok hingga perajin pohon Natal.
Proses pembuatan pohon Natal tersebut melibatkan potensi masyarakat sekitar, terutama dari Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan melibatkan UMKM dan sumber daya lokal, proyek ini tidak hanya menciptakan pohon Natal unik, tetapi juga menciptakan dampak positif bagi komunitas setempat. Keberhasilan mencetak rekor MURI menjadi semakin istimewa dengan melibatkan ekosistem dan kearifan lokal Indonesia.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: mojokerto.jatimnetwork.com
Artikel Terkait
Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Disabilitas
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Bocor, Sudirman Terpidana Kasus Vina Terciduk Lagi Asik di Hotel bukan di Sel, Benarkah?
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!