Pembahasan revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) saat ini
mendapat sorotan tajam dari masyarakat.
Salah satu pemicunya terkait pasal-pasal yang akan direvisi, dengan dalih
untuk memperjelas batasan dan mekanisme pelibatan TNI dalam tugas non
militer.
Pasal yang dimaksud adalah Pasal 3 menyangkut kedudukan TNI dalam struktur
negara, serta Pasal 47 yang mengatur penempatan prajurit TNI di kementerian
atau lembaga non militer.
Ditambah lagi, rapat Panitia Kerja (Panja) Komisi I DPR dan pemerintah di
Hotel Fairmont, Jakarta untuk membahas revisi UU TNI pada 14 dan 15 Maret
lalu digelar tertutup.
Protes langsung datang dari koalisi masyarakat sipil, yang menganggap proses
revisi UU TNI kurang transparan dan berpotensi mengembalikan dwifungsi ABRI.
Apa yang berubah dan negara bergerak maju ke mana, Zar?
— Fedi Nuril (@realfedinuril) March 15, 2025
Rapat Revisi UU TNI digelar tertutup di hotel (katanya efisiensi), sampai malam, tidak transparan (ditanya wartawan pembahasannya apa tidak dijawab).
Ini sama aja kaya kemarin2. https://t.co/b91s4MMbEU https://t.co/ETMZPrg0X3 pic.twitter.com/LWiKw8L1jZ
Pasal-pasal yang jadi materi revisi UU TNI juga diyakini dapat membawa
kemunduran dalam profesionalisme TNI dan reformasi sektor keamanan.
Namun di tengah kritik masyarakat, masih ada juga yang memberikan pembelaan
atas rencana pengampu kebijakan merevisi ketentuan dalam UU TNI.
Salah satunya seperti komika Zarry Hendrik, yang lewat sebuah tulisan di X
mengkritik pola pikir Fedi Nuril tentang kekhawatirannya soal potensi
penerapan gaya otoriter di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Rasa takut saya akan kembali ke zaman Orba tidak dibuat-buat. Akademisi
mengkritik Prabowo tentang kabinet besar dibalas ndasmu. Sekarang yang
mengkritik revisi UU TNI, oleh KSAD dibilang otak kampungan," tulis Fedi
Nuril di X, Sabtu (14/3/2025).
"Zaman sudah berubah, waktu terus berjalan dan negara sedang bergerak maju.
Mas ini, terpaku memeluk ketakutan yang mengada-ada," sahut Zarry Hendrik,
tak lama setelah Fedi Nuril mengutarakan pendapatnya.
Oleh Fedi Nuril, respons Zarry Hendrik atas keresahannya dibalas pertanyaan
tajam. Sang aktor meminta contoh nyata perubahan yang dimaksud.
"Apa yang berubah, dan negara bergerak maju ke mana?" tanya Fedi Nuril ke
Zarry Hendrik.
Dari contoh di lapangan, Fedi Nuril melihat pemerintah masih tidak konsisten
dengan kebijakan yang mereka buat sendiri.
Menggelar rapat di salah satu hotel mewah di Jakarta secara tertutup tentu
bertentangan dengan kebijakan efisiensi anggaran di berbagai kementerian.
"Rapat digelar tertutup di hotel dan sampai malam. Katanya efisiensi?" kata
Fedi Nuril.
Cara para peserta rapat menutup-nutupi informasi soal apa yang mereka
diskusikan selama pertemuan juga dianggap Fedi Nuril jauh dari janji Prabowo
Subianto soal transparansi penyelenggaraan negara.
"Tidak transparan. Ditanya wartawan pembahasannya apa, tidak dijawab. Ini
masih sama aja kayak kemarin-kemarin," jelas Fedi Nuril.
Zarry Hendrik sendiri sempat menyatakan keberatan karena Fedi Nuril
merespons kritiknya lewat data pemberitaan yang dianggap tidak netral.
Di sini, Fedi Nuril benar-benar membuat Zarry Hendrik kehabisan kata untuk
membalas ucapannya lagi.
"Nggak bisa bantah dan mau pakai poisoning the well? Coba kasih tahu gue apa
yang salah dari berita itu?" tanya Fedi Nuril lagi.
"Soal berita itu, sabar ya mas Fedi. Ketergesa-gesaan hanya akan
menghasilkan kekurangan," jawab Zarry Hendrik.
"Ketergesa-gesaan hanya akan menghasilkan kekurangan. Kata-kata lo cocok
dengan semangat RUU TNI," timpal Fedi Nuril, yang membuat Zarry Hendrik tak
bisa membalas lagi.
Sumber:
suara
Foto: Fedi Nuril. (Suara.com/Nanda Hadiyanti)
Artikel Terkait
Bikin Heboh Medsos, Ternyata Ini Pemicu Fenomena Hujan Darah di Iran
Pelanggaran Akademik Bahlil Lahadalia Memalukan!
Jerat Hukum Menanti Pengkritik RUU TNI: Pakar Hukum Soroti Ancaman Kriminalisasi Masyarakat Sipil
Kisah Yoga Kurir yang Motor & 138 Paketnya Dicuri, Terancam Dipecat Lalu Dibantu Wali Kota Palembang