Nelayan Kampung Alar Jiban, Desa Kohod, Kabupaten TANGERANG, merasa dibohongi oleh pemerintah. Sebab, pagar laut di perairan Kohod masih belum sepenuhnya dicabut hingga sekarang.
"Iya, kan katanya informasinya udah selesai (dicabut) gitu kan. Ya kenyataannya, yang selesainya yang dimana gitu? apa di tempat lain? kalau yang di Kohod, menurut saya belum selesai," ujar salah seorang Nelayan berinisial MR (48), Sabtu, 15 Maret 2025.
MR menduga, belum terbongkarnya pagar itu dikarenakan masih ada surat-surat atau sertifikat kepemilikan yang belum tuntas.
Dia tidak bisa berkomentar banyak soal hal tersebut, yang jelas nelayan merasa dirugikan.
Berdasar pengakuan MR, pihak Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PDKP) Kementerian KKP telah berupaya mencabut sisa-sisa pagar laut sebelum bulan Ramadan tiba.
Namun sayang, pagar yang terbuat dari bambu itu sangat keras jika dicabut secara manual. Sebab, kata MR, pemasangannya menggunakan alat berat seperti eskavator.
"Pagar yang nggak bisa dicabut itu emang pake alat berat sih, ekskavator. mungkin, nggak bisa manual kali. Kemarin juga udah dilakukan pencabutan ulang sama PSDKP, dari KKP, itu nggak bisa dicabut juga, gitu," tuturnya.
Menurut MR, saat itu pihak KKP mengatakan, sedang ada efisiensi anggaran. Jadi tidak bisa menggunakan alat berat untuk mencabut pagar tersebut.
"Kemarin sih memang satu, kata dia ada efisiensi anggaran, nggak bisa anggarannya lagi dikurangin dari kementerian. Terus yaudah pake manual, kalau bisa pake manual. Ternyata nggak bisa pake manual," tukasnya.
Tak hanya di perairan Desa Kohod, Nelayan di Pulau Cangkir, Kronjo, Kabupaten Tangerang juga mengatakan hal serupa. Bahwa pagar laut yang terbuat dari bambu itu belum dibersihkan secara penuh.
Seorang nelayan di Pulau Cangkir, Kronjo, berinisial HM mengungkapkan, dirinya beserta para pelaut yang lain juga merasa dibohongi dengan sikap pemerintah yang mengatakan telah menyelesaikan pencabutan pagar laut sepanjang 30,16 km.
"Pagar laut belum dibersihkan semua. Pastinya sih iya (merasa dibohongi)," ujarnya Disway.id, Sabtu, 15 Maret 2025.
Sumber: disway
Foto: Pengakuan Nelayan, Merasa Dibohongi Lantaran Pagar Laut di Tangerang Masih Tersisa, 'Selesainya yang di Mana?'-Disway/Candra Pratama-
Artikel Terkait
Sengkarut Makan Bergizi di Pusaran Monopoli dan Dugaan Korupsi
Tadarus Pemikiran Islam: Menghidupkan Pemikiran Islam Transformatif
Bau Amis di Piring Gratis: Waspadai Drama Baru Skandal Besar Korupsi MBG
Plat ZZ dan Drama Pengawalan, Ketika Dishub Bermain di Lahan Polisi