Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menyatakan kesiapannya untuk mengevaluasi dan mendukung berbagai proyek dan program yang diajukan oleh pemerintah. Kepala BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, menegaskan bahwa pihaknya akan menganalisis setiap proyek dengan cermat dan transparan sebelum memberikan persetujuan.
"Kami terbuka untuk semua kementerian, badan, atau pihak mana pun yang memiliki program atau proyek. Namun, setiap usulan akan kami analisis dengan baik dan benar," ujar Rosan dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (15/3).
Rosan menjelaskan bahwa sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto, BPI Danantara akan melakukan analisis mendalam terhadap setiap proyek dengan prinsip kehati-hatian, transparansi, dan tata kelola yang baik. "Kami memiliki kriteria dan parameter yang jelas. Meski terbuka terhadap semua masukan, kami tetap mengedepankan analisis, due diligence, dan prinsip kehati-hatian," tambahnya, dikutip dari Antara.
Pemerintah saat ini sedang mempercepat agenda hilirisasi dengan menyiapkan 21 proyek tahap pertama yang membutuhkan investasi sebesar 40 miliar dolar AS. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa beberapa proyek ini akan didanai melalui BPI Danantara. Proyek-proyek tersebut merupakan bagian dari target hilirisasi senilai 618 miliar dolar AS pada tahun 2025.
Beberapa proyek utama yang akan didanai meliputi:
1. Fasilitas Penyimpanan Minyak di Pulau Nipah, Kepulauan Riau: Proyek ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan energi nasional.
2. Kilang Minyak Berkapasitas 500 Ribu Barell per Hari: Pembangunan kilang minyak untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.
3. Hilirisasi Dimetil Eter (DME): Proyek ini menggunakan batu bara sebagai bahan baku untuk menggantikan impor LPG.
Selain sektor energi, Bahlil menyebutkan bahwa hilirisasi juga akan dilakukan pada komoditas lain seperti tembaga, nikel, bauksit, dan alumina. Sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan juga menjadi fokus dalam agenda hilirisasi ini.
Bahlil menegaskan bahwa pendanaan proyek-proyek ini tidak sepenuhnya bergantung pada investasi asing. "Untuk proyek hilirisasi DME, misalnya, kami akan memanfaatkan sumber daya dalam negeri. Sementara teknologi yang digunakan akan melibatkan peran asing," jelasnya.
BPI Danantara berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap proyek yang diajukan memenuhi standar analisis yang ketat. Rosan menekankan bahwa prinsip transparansi dan tata kelola yang baik akan menjadi prioritas dalam setiap keputusan pendanaan.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap proyek yang didanai memberikan manfaat maksimal bagi negara dan masyarakat, serta dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab," ujar Rosan.
Sumber: suara
Foto: Rosan Roeslani. (Suara.com/Novian)
Artikel Terkait
Terungkap Identitas Penumpang Alphard Putih Saat Insiden Patwal Tendang Pemotor di Puncak
AHY Anak Mantan Presiden Pensiun Dini saat Nyagub, Harusnya Teddy Tahu Diri
Paradoks Efisiensi Anggaran, DPR & Pemerintah Diam-diam Bahas RUU TNI di Hotel, Bukan di Senayan
Oknum Patwal yang Pepet Pengendara Motor di Jalan Raya Puncak Bogor Dicopot dan Dibebastugaskan